Cilacap Waspada! Kasus DBD Melonjak di Musim Kemarau

Cilacap dikejutkan dengan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tidak lazim. Alih-alih melonjak saat musim hujan, justru musim kemarau ini Kabupaten Cilacap mencatat kenaikan signifikan.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap menunjukkan tren mengkhawatirkan ini mulai awal tahun 2025. Januari mencatat 51 kasus, kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 108 kasus pada Februari. Meskipun Maret menunjukkan penurunan menjadi 71 kasus, kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama.

Kepala UPTD Puskesmas Cilacap Utara I, Pustika Sari, menyampaikan kabar baik bahwa hingga Juni 2025, wilayah kerjanya mencatat nol kematian akibat DBD. Namun, ia menekankan bahwa risiko penularan tetap tinggi jika langkah antisipasi diabaikan.

"Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah cara paling efektif untuk menekan penyebaran nyamuk Dengue," tegas Pustika. Pihaknya menggandeng berbagai elemen masyarakat, dari pemerintah daerah hingga tingkat RT, untuk memastikan lingkungan bersih dan bebas dari potensi sarang nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.

Pustika juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kolaborasi antara Puskesmas, masyarakat, dan aparatur pemerintah sangat penting untuk menekan angka penyebaran virus dengue. Sosialisasi tentang pentingnya PSN, termasuk 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang), terus digalakkan.

Cilacap Utara sempat mengalami angka kasus yang tinggi pada tahun sebelumnya. Namun kini menunjukkan tren menurun secara signifikan. Pada 2024 terdapat 58 kasus, sedangkan hingga pertengahan 2025, angka tersebut turun drastis menjadi hanya 7 kasus.

"Harapannya bisa nol kasus untuk tahun depan," tambah Pustika.

Tren meningkatnya kasus DBD di luar musim penghujan menjadi perhatian penting secara nasional. Iklim yang tidak menentu dan pola hidup masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan bahaya genangan air menjadi faktor utama.

Pakar kesehatan menilai, suhu panas dan kelembaban tinggi saat kemarau tetap dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk berkembang biak. Edukasi masyarakat menjadi kunci utama, terutama di daerah padat penduduk seperti Cilacap Utara.

Langkah antisipatif ini juga mendukung program nasional pengendalian DBD berbasis masyarakat. Pemerintah daerah didorong untuk menyusun langkah adaptif dan responsif sesuai kondisi iklim setempat.

Dengan tren kasus yang masih fluktuatif, komitmen lintas sektor sangat dibutuhkan. Warga diharapkan aktif memantau kondisi lingkungan masing-masing agar potensi sarang nyamuk bisa ditekan sedini mungkin.

Kasus DBD tak mengenal musim. Karena itu, upaya pencegahan harus terus berjalan setiap saat, terutama di masa kemarau yang kerap diabaikan sebagai musim berisiko.

Scroll to Top