Siapa Saja yang Sebaiknya Tidak Mendonorkan Darah? Ini Daftar Lengkapnya!

Donor darah adalah tindakan mulia yang dapat menyelamatkan jiwa. Namun, tidak semua orang memenuhi syarat untuk menjadi pendonor. Ada beberapa kondisi dan faktor yang membuat seseorang sebaiknya tidak mendonorkan darah demi keselamatan diri sendiri dan penerima. Mari kita simak siapa saja mereka.

Penyakit Menular: Larangan Utama

Penyakit menular menjadi penghalang utama untuk donor darah. Hepatitis B dan C, HIV/AIDS, sifilis, gonore, serta tuberkulosis aktif dapat menular melalui transfusi darah. Seseorang dengan riwayat penyakit ini tidak diizinkan mendonorkan darah. Skrining ketat wajib dilakukan untuk mendeteksi infeksi menular pada calon pendonor.

Penyakit Kronis: Kesehatan Pendonor Jadi Prioritas

Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes yang tidak terkontrol, dan gangguan jantung juga menjadi pertimbangan penting. Kondisi ini dapat membahayakan kesehatan pendonor dan kualitas darah. Meskipun demikian, penderita penyakit kronis yang terkontrol dengan baik, dengan izin dokter, mungkin masih berpotensi menjadi pendonor.

Kondisi Akut: Tunda Sampai Pulih

Jika Anda sedang demam, flu, batuk, atau infeksi akut lainnya, sebaiknya tunda niat untuk mendonorkan darah. Tubuh yang sakit membutuhkan energi untuk melawan infeksi. Setelah sembuh, beri waktu bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya sebelum mendonorkan darah.

Kanker: Pertimbangan Etis dan Risiko

Penderita kanker darah (leukemia) dan beberapa jenis kanker lainnya umumnya tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena risiko penyebaran sel kanker. Pengobatan kanker juga dapat memengaruhi kualitas darah. Meski ada beberapa jenis kanker yang tidak secara langsung menjadi larangan, pertimbangan etis tetap diutamakan.

Berat Badan: Batas Minimal untuk Keamanan

Berat badan minimal diperlukan untuk memastikan keamanan pendonor. Orang dengan berat badan kurang dari 45 kg umumnya tidak boleh mendonorkan darah karena jumlah darah yang dimiliki terlalu sedikit, berisiko menyebabkan anemia.

Kehamilan dan Menyusui: Kebutuhan Nutrisi Tinggi

Ibu hamil dan menyusui tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena tubuh mereka membutuhkan cadangan darah yang cukup untuk mendukung kehamilan dan produksi ASI.

Riwayat Transplantasi Organ: Potensi Risiko Infeksi

Orang dengan riwayat transplantasi organ mungkin tidak diperbolehkan mendonorkan darah, tergantung pada jenis transplantasi dan pengobatan yang diterima. Ada risiko penularan penyakit dari organ yang ditransplantasikan.

Kadar Zat Besi: Keseimbangan Penting

Kadar zat besi dalam darah sangat penting. Orang dengan kadar zat besi yang sangat tinggi (hemochromatosis) atau rendah (anemia) tidak diperbolehkan mendonorkan darah.

Penggunaan Obat-obatan Terlarang: Risiko Tinggi Penularan

Orang yang pernah menggunakan obat-obatan terlarang biasanya tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena risiko tinggi penularan penyakit menular.

Tindik dan Tato: Jeda Waktu untuk Mencegah Infeksi

Orang yang baru saja melakukan tindik atau tato harus menunggu jangka waktu tertentu (biasanya 12 bulan) sebelum diperbolehkan mendonorkan darah untuk mencegah infeksi.

Syarat Umum dan Pemeriksaan Kesehatan

Selain kondisi di atas, ada syarat umum seperti usia (17-60 tahun), kadar hemoglobin yang cukup, dan kondisi kesehatan yang baik. Pemeriksaan kesehatan singkat akan dilakukan sebelum donor darah untuk memastikan kelayakan calon pendonor.

Dengan memahami syarat dan ketentuan donor darah, kita dapat berkontribusi menyelamatkan nyawa dengan aman dan bertanggung jawab. Selalu konsultasikan dengan petugas kesehatan di tempat donor darah untuk memastikan kelayakan Anda.

Scroll to Top