Ajang Indonesia Open 2025 baru saja usai, namun gemanya masih terasa. Meskipun Indonesia tanpa gelar juara, pebulutangkis tanah air unjuk gigi dalam hal kecepatan smash, menurut catatan resmi BWF.
Dua nama mencuat, Amalia Cahaya Pratiwi di sektor ganda putri dan Muhammad Rian Ardianto di ganda putra, masing-masing dinobatkan sebagai pemilik smash tercepat di turnamen Super 1000 ini.
Amalia memimpin di ganda putri dengan rekor kecepatan smash mencapai 399,3 km/jam. Rekan senegaranya, Febi Setianingrum, menyusul di posisi kedua dengan 393,5 km/jam. Sebuah pencapaian yang membanggakan untuk ganda putri Indonesia.
Di ganda putra, Muhammad Rian Ardianto tak tertandingi. Smashnya mencatatkan kecepatan fantastis 463,3 km/jam, bahkan ia melakukannya dua kali dengan kecepatan 458,2 km/jam. Dua gelar All England yang diraihnya seolah menegaskan dominasinya.
Tidak hanya Rian, Bagas Maulana dan Sabar Karyaman Gutama juga turut meramaikan daftar dengan kecepatan smash masing-masing 452,2 km/jam dan 446,2 km/jam. Liang Wei Keng dari China berada di posisi kedua dengan 462,9 km/jam.
Pusarla V. Sindhu dari India memimpin di tunggal putri dengan 382,5 km/jam. Putri Kusuma Wardani dari Indonesia mencatatkan dua kali smash tercepat dan menempatkannya di posisi kelima dan kedelapan dengan kecepatan 362,8 km/jam dan 356,8 km/jam.
Alwi Farhan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di daftar tunggal putra dengan kecepatan smash 421,1 km/jam. Leong Jun Hao dari Malaysia memuncaki daftar dengan 462,8 km/jam.
Di ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto (398,6 km/jam) dan Dejan Ferdinansyah (392,8 km/jam) turut mencatatkan nama mereka sebagai pemilik smash tercepat, menempati peringkat keempat dan kedelapan.
Kecepatan smash para pebulutangkis Indonesia ini menunjukkan potensi besar dan semangat juang yang tinggi. Meskipun belum berhasil meraih gelar, performa mereka patut diacungi jempol dan menjadi modal berharga untuk turnamen selanjutnya.