Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, telah memerintahkan militernya untuk menghalangi konvoi aktivis pro-Palestina mencapai Jalur Gaza yang terkepung. Katz melabeli para aktivis tersebut sebagai "jihadis asing" dan berharap Mesir akan campur tangan untuk menghentikan mereka di perbatasan.
Katz menyampaikan kekhawatirannya bahwa para demonstran, yang disebutnya "demonstran jihad," akan melakukan provokasi atau mencoba memasuki Gaza, yang akan membahayakan tentara Israel. Ia juga mengklaim bahwa mereka merupakan ancaman bagi rezim Mesir dan rezim Arab moderat lainnya di kawasan tersebut.
Menurut Katz, kelompok tersebut memiliki pandangan antisemit yang sama dengan Hamas dan ingin memaksakan ideologi Islam radikal di seluruh wilayah, yang didukung oleh Iran.
Konvoi, yang dikenal sebagai "Konvoi Ketahanan Maghreb" atau "Konvoi Soumoud," berangkat dari Tunisia dengan lebih dari 7.000 peserta dan 300 kendaraan. Aktivis dari Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya bergabung dalam kafilah protes tersebut. Diperkirakan akan memasuki Mesir sebelum menuju Rafah.
Para penyelenggara menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan global yang melibatkan ribuan aktivis dari 32 negara yang bertujuan untuk menghentikan agresi Israel di Gaza, mengakhiri pengepungan, dan mengirimkan bantuan kepada lebih dari dua juta warga Palestina yang menghadapi kelaparan.