GAZA – Kelompok kriminal pimpinan Yasser Abu Shabab, yang dipersenjatai oleh Israel, menjadi sasaran utama Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya. Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, dikabarkan berhasil melenyapkan sekitar 50 anggota geng kriminal yang menjadi kaki tangan rezim Zionis tersebut.
Geng Abu Shabab beroperasi di bawah perlindungan tentara Israel di wilayah timur Rafah, Gaza selatan.
Sumber keamanan di Gaza membenarkan bahwa pejuang perlawanan Palestina terlibat bentrokan sengit dengan anggota geng Abu Shabab pada Selasa malam. Pertempuran meningkat, memaksa Israel mengerahkan drone untuk mengevakuasi para pemimpin geng.
Sedikitnya 50 anggota geng kriminal tersebut tewas di tangan pasukan Brigade al-Qassam.
Menurut sumber keamanan Palestina, Abu Shabab dan wakilnya, Ghassan Al-Dahini, memiliki catatan kriminal yang panjang. Geng ini direkrut dan dipersenjatai oleh pasukan pendudukan Israel sejak akhir 2024, dan mendapat perlindungan di wilayah yang dikuasai Israel di tenggara Rafah.
Kelompok bersenjata itu bermarkas di dekat persimpangan Kerem Shalom, titik masuk utama bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Dari lokasi strategis ini, geng tersebut diduga mencegat konvoi kemanusiaan, menjual kembali barang curian kepada warga sipil, dan menggunakan hasil penjualan untuk merekrut anggota baru.
Sumber yang sama menyebutkan bahwa tentara Israel secara langsung mengawasi persenjataan dan pelatihan Abu Shabab, yang mengklaim dirinya sebagai pemimpin "Pasukan Populer". Dia memimpin kelompok yang menghalangi konvoi bantuan dan menyerang warga sipil di dekat perbatasan Kerem Shalom.
Abu Shabab sebelumnya menjalani hukuman 25 tahun penjara sejak 2015 atas kasus narkoba. Dia melarikan diri dari penjara Khan Younis pada awal serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023, selama pengeboman besar-besaran.
Tak lama setelah itu, dia kembali berhubungan dengan intelijen Israel dan mulai membentuk jaringan bersenjata dari markasnya di Rafah.
Media Israel melaporkan bahwa Shin Bet (dinas keamanan internal Israel) berada di balik pembentukan geng Abu Shabab.
Sumber intelijen senior Zionis mengungkapkan bahwa kepala Shin Bet Ronen Bar mengajukan inisiatif ini kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai bagian dari program percontohan untuk menciptakan aturan alternatif bagi Hamas di wilayah terbatas Gaza.
Rencana Israel melibatkan pemberian senjata terkendali kepada anggota geng, yang sebagian besar adalah individu dengan catatan kriminal yang direkrut sebagai tentara bayaran.
Namun, lembaga keamanan Israel tidak memiliki ilusi bahwa kelompok tersebut akan menjadi otoritas alternatif yang sejati di Gaza.
Profil dan Catatan Kriminal Geng Abu Shabab
Ghassan Al-Dahini, wakil pemimpin geng, lahir di Rafah pada tahun 1987 dan dianggap sebagai ahli strategi utama kelompok tersebut.
Sebelumnya, dia berafiliasi dengan Tentara Islam, di mana dia berperan penting dalam mengelola rute penyelundupan dan berhubungan dengan kelompok militan di Sinai, sebelum dikeluarkan karena pelanggaran etika.
Al-Dahini ditangkap dua kali oleh dinas keamanan Gaza, pada tahun 2020 dan 2022, atas berbagai tuduhan kriminal. Saudaranya, Walid, meninggal karena bunuh diri di penjara Gaza pada tahun 2018 saat ditahan atas tuduhan narkoba.
Anggota lain, Issam al-Nabahin dari kamp pengungsi Nuseirat, dijatuhi hukuman mati setelah membunuh seorang polisi Palestina selama penangkapan. Dia melarikan diri dari penjara saat perang pecah dan bergabung dengan pasukan Abu Shabab. Catatan kriminalnya termasuk pelanggaran etika dan keuangan yang serius.
Bentrokan antara geng Abu Shabab dan pasukan keamanan Gaza kembali terjadi pada Selasa malam. Serangan drone Israel menargetkan pejuang perlawanan Palestina selama konfrontasi, menewaskan empat orang.
Militer Israel berulang kali melakukan intervensi untuk melindungi geng tersebut selama bentrokan, menunjukkan peran mereka dalam strategi Israel untuk menciptakan ketidakstabilan di Jalur Gaza.
Meskipun geng tersebut mengklaim berafiliasi dengan "legitimasi Palestina", juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina membantah adanya hubungan apa pun.
Sumber senior di aparat keamanan perlawanan Gaza memastikan bahwa Abu Shabab dan rekan-rekannya sedang dilacak. Intelijen dan operasi lapangan telah ditingkatkan untuk menangkap atau melenyapkan geng tersebut.
Strategi ini diperjelas dalam video yang dirilis oleh Brigade al-Qassam pada akhir Mei, yang menunjukkan penyergapan terhadap anggota geng tersebut di Rafah timur.