JAKARTA – Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadhilah meminta pemerintah untuk berhati-hati terhadap vaksin Tuberkulosis (TBC) yang dikembangkan oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Kekhawatirannya tertuju pada dampak jangka panjang vaksin tersebut yang belum diketahui secara pasti.
Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Lembaga Kesehatan MUI, Siti Fadhilah menyampaikan bahwa meskipun uji coba vaksin diawasi secara ilmiah, keamanan jangka panjangnya tetap menjadi tanda tanya besar. "Keamanan jangka panjang tidak ada seorang pun yang tahu," tegasnya.
Ia menekankan bahwa baik masyarakat biasa, BPOM, Menteri Kesehatan, hingga Presiden, tidak akan dapat memprediksi efek jangka panjang dari vaksinasi TBC secara massal. "Jangka panjang 10 tahun lagi atau setelah selesai itu, terjadi vaksinasi massal kita gak tau," ujarnya.
Siti Fadhilah menjelaskan bahwa TBC adalah penyakit yang erat kaitannya dengan kemiskinan. Negara-negara maju dengan tingkat kesejahteraan tinggi umumnya bebas dari TBC karena penyakit ini membutuhkan kondisi lingkungan dan gaya hidup yang baik, selain pengobatan medis.
Sebagai solusi pencegahan, ia menyarankan pemerintah untuk mengoptimalkan program-program yang sudah ada di Kementerian Kesehatan, seperti RW Siaga dan Kelurahan Siaga, yang dinilai efektif dalam menanggulangi TBC.
"Kan ini cuma uji coba, mudah-mudahan setelah uji coba, tidak membuat Indonesia tidak divaksin semua," pungkasnya, menyiratkan harapannya agar Indonesia tidak terburu-buru melakukan vaksinasi massal setelah uji coba selesai.
Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas, Ketua MUI Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup KH Sodikun, serta para pakar kesehatan seperti Prof Tjandra Yoga Adhitama dan Dokter Spesialis Paru Prof Erlina Burhan.