Timnas Indonesia dan Malaysia kini sama-sama mengandalkan pemain naturalisasi. Namun, pengamat sepak bola Vietnam melihat perbedaan mendasar dalam pendekatan kedua negara.
Vietnam merasakan langsung dampak naturalisasi ini, setelah dikalahkan oleh Indonesia dan Malaysia yang diperkuat pemain-pemain naturalisasi. Sebelumnya, Vietnam relatif dominan atas kedua negara.
Seorang pengamat bernama Quang Huy menyoroti perbedaan signifikan dalam cara Indonesia dan Malaysia melakukan naturalisasi.
"Malaysia cenderung mengumpulkan pemain naturalisasi tanpa memperhatikan identitas tim. Pemain mungkin baru saling mengenal saat berkumpul. Fokus utama mereka adalah kemenangan instan," ujarnya.
Berbeda dengan Malaysia, "Indonesia lebih memilih pemain dengan darah keturunan Indonesia, terutama dari Belanda. Sementara Malaysia belajar dari Indonesia dan melihat potensi dari Amerika Selatan, merekrut talenta yang tidak bisa menembus tim utama di negara asalnya," imbuhnya.
Quang Huy menambahkan, "Malaysia terkesan mengejar hasil jangka pendek, sementara Indonesia lebih memprioritaskan pengembangan berkelanjutan. Secara keseluruhan, pemain naturalisasi dari kedua negara ini sangat berkualitas dan berpotensi menjadi ancaman tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di level Asia."
Dalam dua tahun terakhir, PSSI fokus pada pemain keturunan Indonesia yang bermain di Eropa. Mereka tidak lagi menaturalisasi pemain tanpa garis keturunan. Sementara Malaysia baru-baru ini menambah tujuh pemain naturalisasi dari Eropa dan Amerika Selatan yang memiliki darah keturunan, memperkuat skuad mereka.