Presiden Prabowo Subianto sempat menanyakan keberadaan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, saat memberikan pidato di Konferensi Internasional Infrastruktur 2025. Hal ini terkait dengan rencana pembangunan proyek tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di Pantai Utara Jawa.
Prabowo menegaskan bahwa proyek ini tidak bisa ditunda lagi dan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat pesisir. Proyek Giant Sea Wall rencananya akan membentang dari Banten hingga Gresik, sepanjang sekitar 500 kilometer. Estimasi biaya yang dibutuhkan mencapai US$80 miliar dan membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama.
"Untuk Teluk Jakarta saja mungkin butuh 8 sampai 10 tahun, kalau sampai Jawa Timur bisa 15 sampai 20 tahun," ungkap Prabowo.
Dari total biaya tersebut, US$8-10 miliar akan dialokasikan untuk wilayah Jakarta. Prabowo kemudian mencari Pramono untuk mengajak Pemprov DKI Jakarta ikut berkontribusi dalam pendanaan proyek.
"Di sini Gubernur DKI hadir tidak? enggak hadir, waduh ini coba diselidiki kenapa tidak hadir," kata Prabowo.
Meskipun demikian, Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya sudah bertemu Pramono dan mendapatkan dukungan untuk proyek ini. Prabowo mengklaim Pramono siap membantu pendanaan mengingat APBD DKI yang besar.
"Saya sudah ketemu beberapa hari lalu dan saya sudah kirim utusan, tanya Gubernur DKI dukung proyek ini atau tidak saya dapat jawaban ‘dukung’ alhamdulillah, karena APBD DKI sangat besar," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga berkelakar bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat khawatir dengan rencana proyek besar ini. Namun, Prabowo meyakinkan Sri Mulyani bahwa Pemprov DKI Jakarta akan ikut menanggung sebagian biaya, sehingga pemerintah pusat hanya perlu mendanai separuh dari total biaya untuk wilayah Jakarta.
"Menteri Keuangan sudah kelihatan tegang. Tenang Bu, DKI nyumbang, DKI setengah, pemerintah pusat setengah, karena ini untuk DKI sebenarnya," ujarnya.