Akses Internet Terjangkau: Pemerintah Buka Seleksi Operator Seluler

Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), mengambil langkah signifikan untuk mewujudkan internet murah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tahun ini, seleksi operator seluler akan dibuka, dengan tujuan utama menyediakan layanan internet yang terjangkau dan berkualitas.

Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menekankan transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi. Kesiapan teknologi dan komitmen untuk menyediakan layanan dengan harga terjangkau menjadi prioritas utama dalam penilaian operator.

Dalam pertemuan dengan para pemain industri telekomunikasi terkemuka, termasuk Telkom, Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata, Menteri Meutya menggarisbawahi pentingnya pemerataan akses internet. Operator seluler diharapkan mampu menyediakan akses internet berkecepatan hingga 100 Mbps di wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan serat optik (zona blank spot), terutama sekolah, puskesmas, dan kantor desa.

Model jaringan yang akan diterapkan adalah open access, yang berarti pemegang izin wajib membuka infrastrukturnya untuk digunakan bersama oleh penyelenggara lain. Pemerintah juga telah menyiapkan spektrum baru yang akan dialokasikan secara transparan kepada operator seluler nasional untuk mendukung inisiatif ini.

Peraturan Menteri yang menjadi landasan hukum program internet murah ini telah melalui konsultasi industri selama lebih dari satu bulan, memastikan bahwa kebijakan spektrum mempertimbangkan regulasi dan juga kesiapan industri.

Inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat penyediaan layanan internet tetap berkecepatan tinggi di area yang belum terjangkau serat optik, dengan fokus pada fasilitas publik dan rumah tangga.

Data menunjukkan bahwa masih banyak fasilitas publik yang belum memiliki akses internet memadai. Sebanyak 86% sekolah (190.000 unit) belum mempunyai akses internet tetap, 75% puskesmas (7.800 unit) belum terkoneksi dengan baik, dan 32.000 kantor desa masih berada dalam zona blank spot. Selain itu, penetrasi fixed broadband baru menjangkau 21,31% rumah tangga di Indonesia. Dengan adanya program ini, diharapkan kesenjangan digital dapat segera diatasi.

Scroll to Top