Jakarta, CNN Indonesia — Eskalasi konflik Timur Tengah memanas usai pasukan Israel melancarkan serangan udara masif ke Iran, Jumat (13/6/2025). Serangan ini melibatkan jet-jet tempur canggih buatan Amerika Serikat.
Gambar yang dirilis militer Israel menunjukkan penggunaan berbagai jenis jet tempur AS, termasuk F-35, F-15, dan F-16, dalam serangan yang menyasar Teheran dan wilayah lainnya.
Menurut klaim militer Israel, sekitar 200 jet tempur dikerahkan untuk menyerang sekitar 100 lokasi di Iran, termasuk fasilitas nuklir. Jumlah ini setara dengan hampir 60% dari total kekuatan tempur udara Israel.
Amerika Serikat telah lama menjadi pemasok utama persenjataan bagi Israel. Jet tempur siluman F-35, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, menjadi salah satu aset paling modern dalam inventaris Israel. Diperkirakan Israel mengoperasikan sekitar 39 unit F-35. Selain itu, Israel juga memiliki sekitar 75 unit jet tempur F-15 dan 200 unit F-16 berbagai model.
Serangan Israel menargetkan sejumlah area vital di Iran, termasuk fasilitas dan program nuklir, program pengembangan rudal balistik, serta para ilmuwan nuklir Iran. Fasilitas nuklir utama Iran di Natanz menjadi sasaran serangan berulang. Video yang beredar menunjukkan asap tebal mengepul dari lokasi tersebut.
Akibat serangan ini, beberapa tokoh penting Iran dilaporkan tewas, termasuk Kepala IRGC Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri, dan enam ilmuwan nuklir senior.