Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memperpanjang status darurat kesehatan masyarakat terkait cacar monyet atau Mpox. Keputusan ini diambil karena kasus Mpox masih menunjukkan penyebaran berkelanjutan di berbagai belahan dunia sepanjang tahun 2024 dan awal 2025.
Mpox disebabkan oleh virus monkeypox dan dapat menular dengan cepat. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam dan benjolan pada kulit.
Gejala Mpox umumnya muncul dalam 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus, mirip dengan gejala cacar air biasa. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
- Ruam
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Lemah dan lesu
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Ruam adalah gejala awal yang paling sering muncul. Awalnya berbentuk luka datar, kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang dapat terasa gatal atau nyeri. Ruam biasanya muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Lesi akan mengering, mengeras, dan mengelupas saat penyembuhan.
Jumlah lesi bervariasi, mulai dari satu hingga ratusan, dan dapat menyebar di seluruh tubuh. Beberapa penderita juga mengalami pembengkakan atau nyeri, bahkan kesulitan buang air kecil (disuria).
Yang perlu diwaspadai, beberapa orang dapat terinfeksi Mpox tanpa menunjukkan gejala apapun. Kondisi ini justru lebih berbahaya karena sulit dideteksi dan dapat menularkan penyakit ke orang lain.
Untuk mengurangi risiko tertular Mpox, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
- Vaksinasi: Vaksin cacar dapat memberikan perlindungan terhadap Mpox. Pemerintah Indonesia tengah berupaya menyediakan vaksin ini, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
- Perlindungan Diri: Penggunaan masker dan menjaga jarak fisik sangat disarankan, terutama di tempat umum atau saat berinteraksi dengan orang yang berisiko terinfeksi.
- Peningkatan Kewaspadaan: Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap gejala awal dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.