Pemerintah Kota Pontianak bergerak cepat dalam mengatasi peningkatan kasus Tuberculosis (TBC) yang menjadi perhatian utama. Inisiatif strategis ini diwujudkan melalui pelaksanaan skrining massal yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.
Kegiatan yang berlokasi di Koramil Pontianak Barat ini, merupakan langkah nyata dalam menemukan, menangani, dan menghentikan rantai penularan TBC di tengah masyarakat. Edi Rusdi Kamtono menegaskan bahwa upaya ini selaras dengan prioritas nasional dalam penanganan TBC, seperti yang tercantum dalam program Asta Cita Presiden terpilih.
"Penanganan TBC adalah prioritas utama yang memerlukan tindakan cepat, akurat, dan komprehensif. Ini menyangkut keselamatan seluruh masyarakat," ujarnya.
Pemkot Pontianak menerapkan strategi "Quick Win" untuk merespons masalah TBC, mengingat penyakit ini sangat mudah menular. Oleh karena itu, pemetaan penderita dan kondisi lingkungan sekitarnya menjadi krusial.
"Kami tidak hanya fokus pada pasien yang terinfeksi, tetapi juga memperhatikan lingkungan tempat tinggal dan keluarga mereka. Semua faktor yang berpotensi mempercepat penyebaran harus ditekan," jelasnya.
Lebih dari sekadar aspek medis, Pemkot juga memperluas skrining hingga menilai kualitas hunian warga. Faktor seperti sirkulasi udara, pencahayaan, dan kelembaban rumah menjadi perhatian penting. Jika ditemukan rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, program Bedah Rumah melalui Dinas PUPR akan segera dilaksanakan.
Kepala Dinas Kesehatan Pontianak, Saptiko, menjelaskan bahwa skrining ini adalah langkah awal menuju intervensi medis menyeluruh. Penderita yang teridentifikasi positif TBC akan segera mendapatkan pengobatan.
"Penderita TBC yang rutin minum obat selama dua minggu sudah tidak menular. Jika pengobatan dilakukan secara disiplin, peluang sembuh mencapai 95 persen," ungkap Saptiko.
Ia juga menambahkan bahwa pemantauan dilakukan berlapis, melibatkan keluarga, kader TBC, dan petugas Puskesmas. Selama tahun 2025, sudah ada 1.118 kasus positif yang sedang menjalani pengobatan. Skrining akan diperluas ke kecamatan lain dalam waktu dekat.
"Tidak perlu takut atau malu. Dengan deteksi dini, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa," pungkasnya.