Strok, penyakit yang dulu lekat dengan usia lanjut, kini semakin sering menyerang usia produktif, bahkan anak-anak dan remaja. Data menunjukkan peningkatan kasus strok di kalangan muda mencapai 67% dalam satu dekade terakhir. Fenomena ini menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan karena membutuhkan perawatan medis jangka panjang dan berbiaya tinggi.
Penyebab strok di usia muda seringkali berbeda dengan penyebab pada lansia. Gaya hidup yang kurang sehat seperti pola makan tidak teratur, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol menjadi pemicu utama.
Namun, ada faktor risiko lain yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Kelainan Pembekuan Darah: Penyakit seperti sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, dan kanker dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah.
- Kelainan Jantung: Gangguan irama jantung, infeksi jantung, dan kebocoran katup jantung (patent foramen ovale) dapat memicu strok sumbatan.
- Kelainan Pembuluh Darah: Pelebaran pembuluh darah (aneurisma) dan malformasi arteri vena sering menjadi penyebab strok pendarahan pada usia muda.
- Migrain: Penderita migrain, terutama yang disertai gejala seperti kilatan cahaya atau gangguan penglihatan, berisiko lebih tinggi terkena strok sumbatan.
- Kehamilan dan Nifas: Risiko strok sumbatan meningkat pada trimester ketiga kehamilan hingga 6 minggu setelah melahirkan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat meningkatkan risiko.
- Penyalahgunaan Obat Terlarang: Ganja, opioid, dan kokain dapat memicu strok, baik secara langsung maupun akibat cara penggunaannya (suntik atau inhalasi).
- Kelainan Genetik: Penyakit Fabry, gangguan mitokondria (MELAS), cerebral small vessel disease (CADASIL), dan sindrom Marfan dapat meningkatkan risiko strok sumbatan.
Pencegahan adalah Kunci
Mencegah strok di usia muda sangat penting untuk menghindari penyesalan di kemudian hari. Beberapa faktor risiko dapat dimodifikasi dengan menerapkan pola hidup sehat:
- Atur Pola Makan: Konsumsi makanan bergizi seimbang dan hindari makanan tinggi lemak, gula, dan garam.
- Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
- Batasi Konsumsi Alkohol: Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
- Berhenti Merokok: Merokok meningkatkan risiko strok secara signifikan.
Selain itu, lakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mendeteksi dan mengenali faktor risiko strok sejak dini. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.