Jakarta – Warga Muara Angke, Jakarta Utara, masih berjibaku dengan banjir rob yang datang silih berganti. Di tengah kondisi memprihatinkan ini, harapan baru muncul seiring pembangunan tanggul rob oleh pemerintah.
Siang ini, (14/6/2025), genangan air setinggi 10 cm masih terlihat di Jalan Dermaga Ujung, namun tak menyurutkan aktivitas warga. Sepeda motor tetap berlalu lalang menerjang banjir. Permukiman warga yang berjarak hanya 200 meter dari laut, terlihat ditinggikan agar air tidak mudah masuk ke rumah.
Meski terbiasa dengan banjir, kondisi ini tetap menjadi tantangan berat bagi warga. Sri, seorang warga yang telah 20 tahun tinggal di Muara Angke, mengaku hampir setiap hari merasakan dampak banjir rob. Keterbatasan biaya menjadi alasan utama Sri dan warga lainnya bertahan di kawasan ini.
"Ya sudah biasa di sini sih. Sudah biasa, sudah nggak kaget," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meninjau langsung proyek pembangunan tanggul mitigasi banjir rob sepanjang 1,4 kilometer di Muara Angke. Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember mendatang.
Pembangunan tanggul ini merupakan bagian dari dukungan Pemprov DKI Jakarta terhadap program giant sea wall yang digagas pemerintah pusat. Pramono menjelaskan, pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini merupakan langkah jangka menengah.
"Pemerintah Jakarta memulai hal baru untuk penanganan yang bersifat jangka menengah terlebih dahulu. Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 kilometer," ungkapnya saat berada di Muara Angke, Kamis (11/6).
Saat ini, tanggul mitigasi banjir rob memiliki elevasi 1,8 meter dan akan ditingkatkan menjadi 2,5 meter. Peningkatan ini diperkirakan selesai pada Desember 2025. Pembangunan tanggul ini diharapkan menjadi solusi jangka menengah yang efektif untuk melindungi warga Muara Angke dari ancaman banjir rob yang terus menghantui.