Kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dengan skor 0-6 menjadi cambuk bagi PSSI untuk berbenah. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, langsung bergerak cepat dengan fokus pada peningkatan sistem pencarian bakat (scouting).
Erick Thohir menargetkan sistem scouting yang dipimpin Simon Tahamata dapat berjalan efektif dalam tiga bulan ke depan. Tujuannya adalah menjaring talenta-talenta muda berbakat di seluruh Indonesia, mulai dari usia dini hingga level senior. PSSI ingin memastikan bahwa tidak ada potensi pemain yang terlewatkan.
Simon Tahamata, legenda Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda, akan bekerja sama dengan seluruh pelatih timnas di berbagai tingkatan usia. Kolaborasi ini termasuk dengan pelatih timnas senior, Patrick Kluivert, pelatih U-23, U-20, dan U-17.
Penunjukan Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia sejak Mei lalu diharapkan dapat membantu PSSI menemukan bibit-bibit muda potensial. Pemain-pemain yang terpantau nantinya akan diasah kemampuannya agar siap membela Timnas Indonesia di masa depan.
Erick Thohir menekankan pentingnya pengembangan pemain muda sebagai prioritas utama demi masa depan sepak bola nasional. Ia mencontohkan keberhasilan Jepang sebagai hasil dari sistem pembinaan usia dini yang konsisten dan terstruktur.
Langkah konkret PSSI ini diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi Timnas Indonesia di masa mendatang. Dengan sistem pencarian bakat yang efektif, diharapkan akan muncul pemain-pemain berkualitas yang mampu membawa Garuda terbang lebih tinggi.