Bumi Akan Musnah: Prediksi Ilmuwan dan Ambisi Elon Musk Pindah Planet

Jakarta – Kabar buruk bagi penghuni Bumi! Matahari, sang pemberi kehidupan, justru diprediksi akan menjadi penyebab kiamat. Ilmuwan memperkirakan kehidupan di planet ini akan lenyap paling lambat dalam satu miliar tahun mendatang, tepatnya pada tahun 1.000.002.021. Simulasi superkomputer canggih menjadi dasar prediksi mengerikan ini.

Meski Matahari baru akan berubah menjadi raksasa merah dalam lima miliar tahun, Bumi diperkirakan sudah tak layak huni jauh sebelum itu. Peningkatan energi panas Matahari dalam satu miliar tahun ke depan akan menciptakan kondisi ekstrem. Suhu akan melonjak drastis, atmosfer berubah total, oksigen menipis, dan kualitas udara memburuk tajam.

Selain itu, lontaran massa koronal dan sinar gamma radioaktif dari Matahari akan menghancurkan semua makhluk hidup. Fenomena ini, yang saat ini kita kenal sebagai badai Matahari, sudah mengganggu sistem komunikasi, navigasi satelit, dan GPS. Kelak, intensitasnya akan jauh lebih dahsyat. Kehidupan di Bumi tak akan lenyap seketika, melainkan mengalami penurunan perlahan yang tak bisa dipulihkan.

Menanggapi ancaman ini, Elon Musk, sang visioner teknologi, angkat bicara. Ia menekankan perlunya umat manusia menjadi peradaban antarplanet. "Pada akhirnya, seluruh kehidupan di Bumi akan dihancurkan oleh Matahari," ujarnya.

Musk memperkirakan kita punya waktu sekitar 450 juta tahun sebelum Bumi benar-benar terlalu panas untuk ditinggali. Dalam rentang waktu itu, ia berharap proyek ambisiusnya, SpaceX Starship, bisa menjadi solusi jangka panjang.

Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat manusia, telah menjalani serangkaian uji terbang. Meski sempat mengalami kendala, tahap pertama roket menunjukkan performa baik. SpaceX kini tengah mempersiapkan peluncuran berikutnya, dengan harapan Starship dapat digunakan kembali dan memungkinkan manusia membangun koloni di Mars, planet pertama yang diperkirakan layak huni setelah Bumi.

Scroll to Top