Diabetes Tipe 5: Jenis Baru yang Menyerang Remaja dan Dewasa Muda Kurus

Setelah puluhan tahun belum diakui, jenis diabetes baru yang menyerang remaja dan dewasa muda dengan tubuh kurus serta kekurangan gizi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kini secara resmi diakui sebagai bentuk penyakit yang berbeda. Penyakit ini dinamakan ‘Diabetes Tipe 5’.

Pengakuan ini diberikan dalam Kongres Diabetes Dunia yang diselenggarakan oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF) di Bangkok, Thailand. Keputusan penting ini diambil melalui pemungutan suara pada 8 April. Istilah ‘Diabetes Tipe 5’ sendiri diusulkan oleh presiden IDF, Prof Peter Schwarz.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diabetes terkait malnutrisi ini berbeda secara mendasar dari diabetes tipe 1 dan tipe 2. Penderita diabetes tipe ini mengalami gangguan signifikan dalam kemampuan mengeluarkan insulin.

Diabetes terkait malnutrisi seringkali kurang terdiagnosis dan kurang dipahami. Pengakuan ini menjadi langkah krusial untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang menghancurkan bagi banyak orang.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Jamaika pada tahun 1955, dan umumnya menyerang orang dewasa muda yang kurus dan kekurangan gizi dengan indeks massa tubuh (BMI) rendah. Awalnya, mereka sering salah didiagnosis menderita diabetes tipe 1.

Pasien diabetes tipe 5 memiliki BMI yang jauh lebih rendah, seringkali di bawah 18,5 kg/m2, dengan sekresi insulin yang juga sangat berkurang. Produksi dan pelepasan glukosa dari hati ke aliran darah juga lebih rendah dibandingkan diabetes tipe 2, dan persentase lemak tubuh jauh lebih rendah.

Pada diabetes tipe 5, sel beta pankreas berfungsi secara tidak normal, mengakibatkan produksi insulin yang tidak mencukupi. Sementara pada diabetes tipe 2, tubuh menolak aksi insulin meskipun memproduksinya.

Nutrisi, baik selama dalam kandungan maupun setelah lahir, memainkan peran penting. Kekurangan nutrisi saat janin berkembang dapat meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari. Kekurangan atau kelebihan gizi sebelum lahir, diikuti dengan penambahan berat badan berlebihan di kemudian hari, dapat memicu diabetes tipe 2. Diabetes tipe 5, di sisi lain, menyerang mereka yang kekurangan gizi baik sebelum maupun sesudah kelahiran.

Saat ini, sebuah kelompok kerja sedang menyusun pedoman diagnostik dan terapeutik formal untuk diabetes tipe 5. Diet tinggi protein, jumlah karbohidrat dan lemak yang cukup (tergantung pada BMI dan aktivitas fisik pasien) penting untuk memastikan penambahan berat badan. Penggunaan obat anti-diabetes atau insulin perlu dipertimbangkan berdasarkan kadar glukosa darah dan respons terapeutik pasien secara individual.

Scroll to Top