Pekanbaru Catat 191 Kasus HIV di Awal Tahun 2025, Tanpa Temuan AIDS

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melaporkan adanya 191 kasus infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) sepanjang Januari hingga Juni 2025. Meski demikian, tidak ditemukan kasus AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pada periode yang sama.

"HIV tetap menjadi perhatian serius di bidang kesehatan," ungkap perwakilan Dinas Kesehatan Pekanbaru.

Data menunjukkan bahwa mayoritas penderita HIV adalah laki-laki dengan usia produktif antara 25 hingga 49 tahun. Dari segi pekerjaan, karyawan swasta dan wiraswastawan menjadi kelompok yang paling banyak terinfeksi.

Lebih lanjut, ditemukan bahwa 82 dari total kasus berasal dari kelompok homoseksual, yang memang dikenal sebagai salah satu kelompok dengan risiko tinggi penularan HIV.

Dinas Kesehatan juga mengkhawatirkan adanya penularan HIV pada anak-anak, termasuk balita di bawah usia 4 tahun. Penularan ini umumnya terjadi dari ibu yang telah terinfeksi HIV kepada anaknya, baik selama kehamilan maupun persalinan. Kurangnya kesadaran ibu tentang status HIV dan perilaku berisiko menjadi faktor utama penyebabnya.

Sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan Pekanbaru terus mengintensifkan edukasi dan sosialisasi mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat. Program pemeriksaan atau tes HIV juga terus digalakkan, terutama bagi kelompok-kelompok yang berisiko tinggi.

"Pemeriksaan HIV sejak dini sangat krusial. Jika terdeteksi lebih awal, pengobatan dapat segera dimulai untuk memperlambat perkembangan virus," jelasnya.

Dinas Kesehatan berharap masyarakat semakin terbuka terhadap isu HIV/AIDS dan tidak ragu untuk melakukan pemeriksaan. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, penularan dapat ditekan dan kualitas hidup penderita HIV dapat ditingkatkan.

Penting untuk menjaga perilaku seksual yang aman dengan menghindari seks bebas. Skrining HIV pada ibu hamil juga penting untuk mendeteksi potensi penularan dari ibu ke bayi sedini mungkin.

Scroll to Top