Pesan Mengerikan di Balik Kopi untuk Tentara Israel: Seruan Kekerasan Seksual Terhadap Warga Palestina

Sebuah pesan dukungan untuk tentara di medan perang seharusnya membangkitkan semangat. Namun, apa jadinya jika pesan tersebut justru berisi seruan mengerikan untuk melakukan kekerasan seksual? Inilah yang terjadi di tengah konflik Israel-Palestina.

Sebuah ‘surat’ yang ditemukan dalam paket kopi yang dikirimkan kepada tentara Israel di Gaza berisi seruan untuk melakukan tindakan asusila terhadap warga Palestina dengan cara yang brutal. Lebih memprihatinkan, pesan ini diduga ditulis oleh seorang anak Sekolah Dasar.

Pesan Kontroversial pada Bungkus Kopi

Gambar bungkus kopi yang beredar luas menunjukkan tulisan yang menyerukan tindakan kekerasan seksual yang mengerikan. Pesan ini diklaim ditulis oleh seorang anak kelas dua bernama Michal. Meskipun belum terverifikasi sepenuhnya, gambar tersebut dilaporkan dibagikan langsung kepada tentara Israel yang bertugas di Gaza.

Reaksi Publik yang Terpecah

Reaksi terhadap pesan ini sangat beragam. Beberapa pengguna media sosial, terutama dari kalangan netizen Israel, justru memberikan dukungan. Mereka menganggap pesan tersebut sebagai hal yang normal dan patut diapresiasi, bahkan memuji cara pendidikan yang menghasilkan pesan tersebut.

Namun, banyak pula yang mengecam pesan tersebut. Mereka menyayangkan kata-kata yang dianggap tidak berperikemanusiaan dan mempertanyakan bagaimana seorang anak kecil bisa terpikir untuk menulis hal seperti itu.

Kekerasan Seksual: Bukan Isu Baru

Isu kekerasan seksual terhadap warga Palestina bukanlah hal baru. Pada tahun 2024, beberapa penjaga di fasilitas tahanan Sde Teiman ditangkap karena diduga melakukan pemerkosaan terhadap seorang tahanan Palestina. Komisi Penyelidikan PBB bahkan menyebut adanya "pola penggunaan kekerasan seksual secara sistematis" oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina.

Bentuk kekerasan seksual tersebut beragam, mulai dari pelecehan seksual, pemaksaan telanjang di depan umum, hingga kekerasan fisik berbasis gender yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Sejak Oktober 2023, ribuan warga Palestina telah ditangkap oleh tentara Israel, dan banyak di antaranya ditahan di fasilitas yang dikenal sebagai tempat penyiksaan.

Scroll to Top