ASEAN Dengue Day: Meningkatkan Kesadaran dan Upaya Pencegahan DBD di Indonesia

Setiap tanggal 15 Juni, negara-negara ASEAN memperingati Hari Demam Berdarah Dengue (DBD) ASEAN atau ASEAN Dengue Day (ADD). Peringatan ini bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya penyakit DBD.

Inisiatif ini bermula dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada 30 Oktober 2010. Indonesia menjadi negara yang pertama kali merayakan peringatan ini pada 15 Juni 2011, setelah tanggal 15 Juni ditetapkan sebagai peringatan tahunan pada tahun 2010. Sebagai wujud komitmen bersama, sebelas negara ASEAN menandatangani Deklarasi Jakarta Melawan Demam Berdarah Dengue untuk memperkuat kerja sama dalam pengendalian DBD.

DBD tetap menjadi masalah kesehatan global yang serius, dengan lebih dari 3,9 miliar orang di seluruh dunia berisiko terinfeksi. Indonesia, bersama Brasil, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Vietnam, termasuk dalam daftar negara dengan kasus DBD tertinggi.

Tahun 2024 menjadi tahun yang memprihatinkan bagi Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian akibat DBD. Pemerintah menargetkan zero dengue death pada tahun 2030.

Mengenal DBD Lebih Dekat

DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Virus ini memiliki empat tipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Berikut adalah tahapan gejala DBD yang perlu diwaspadai:

  • Demam Berdarah Klasik: Demam tinggi (hingga 40°C), sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri ulu hati, otot, dan sendi, mual dan muntah, serta ruam yang muncul pada hari ke-4.
  • Dengue Hemorrhagic Fever: Gejala klasik disertai kerusakan pembuluh darah dan getah bening, perdarahan dari hidung, gusi, atau memar keunguan.
  • Dengue Shock Syndrome: Meliputi seluruh gejala sebelumnya, ditambah kebocoran cairan dari pembuluh darah, perdarahan hebat, dan syok (tekanan darah sangat rendah).

Segera bawa penderita ke rumah sakit jika mengalami demam tinggi selama tiga hari berturut-turut, nyeri perut dan muntah, perdarahan, lemas, mengantuk, sulit bernapas, nafsu makan dan minum menurun drastis, atau kedinginan ekstrem.

Penanganan DBD Ringan di Rumah

Pasien DBD ringan dapat dirawat di rumah dengan langkah-langkah berikut:

  • Istirahat total.
  • Cukupi kebutuhan cairan (anak usia > 1 tahun atau berat > 10 kg: 1 liter/hari, anak dengan berat > 40 kg: 2 liter/hari).
  • Pantau buang air kecil secara teratur.
  • Konsumsi cairan elektrolit alami seperti oralit, air kelapa, sup, jus, atau bubur.
  • Kompres hangat untuk menurunkan demam.
  • Minum obat sesuai anjuran dokter.

Pencegahan DBD: Kunci Utama Melawan Penyakit

Upaya pencegahan DBD dapat dilakukan dengan prinsip 3M Plus:

  • Menguras tempat penampungan air.
  • Menutup rapat tempat penampungan air.
  • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Plus:

  • Gunakan kelambu saat tidur.
  • Tanam tanaman pengusir nyamuk (sereh, lavender, geranium).
  • Pakai lotion atau obat antinyamuk.

Selain itu, penting untuk menjaga imunitas tubuh dengan menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Scroll to Top