Generasi Z, atau Gen Z, kini menunjukkan tanda-tanda kejenuhan terhadap smartphone. Alih-alih terpaku pada layar sentuh, mereka mulai melirik ponsel jadul atau feature phone yang menawarkan pengalaman yang lebih sederhana, bahkan tanpa akses internet. Fenomena ini memunculkan kembali ketertarikan pada perangkat klasik.
"Saya rasa kita bisa melihatnya pada sebagian Gen Z. Mereka merasa jenuh dengan layar smartphone," ungkap Jose Briones, seorang influencer yang aktif mempromosikan penggunaan dumb phone.
Tren ini mulai berkembang di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan seperti HMD Global, pemilik merek Nokia, turut merasakan dampak positif. Mereka kembali memasarkan tipe-tipe ponsel klasik era 2000-an yang kini justru diminati.
Pada tahun 2022, penjualan feature phone di AS mencapai puluhan ribu unit per bulan. Angka ini meningkat signifikan di tengah penurunan pasar smartphone global. Sementara itu, pasar utama ponsel jadul tetap berada di negara-negara berkembang seperti India, Afrika, dan Timur Tengah, yang menguasai 80% dari total penjualan global.
Pergeseran Pasar Smartphone di Indonesia
Pasar smartphone di Indonesia juga mengalami dinamika yang menarik. Sempat mengalami penurunan akibat penurunan daya beli masyarakat, pasar kembali pulih pada tahun 2024.
Laporan dari IDC menunjukkan bahwa pasar smartphone Indonesia tumbuh 15,5% secara tahunan pada tahun 2024, dengan total pengiriman mencapai hampir 40 juta unit.
Pertumbuhan ini didorong oleh segmen ponsel dengan harga terjangkau, terutama kelas ultra low-end (di bawah Rp 1,6 juta) yang didominasi oleh merek Transsion. Ponsel kelas menengah (Rp 3,2 juta – Rp 9,8 juta) juga mengalami kenaikan tajam sebesar 24,9% secara tahunan, dengan OPPO sebagai pemain utama.
Sebaliknya, smartphone premium di atas Rp 10 juta justru mengalami penurunan sebesar 9,2%. Salah satu faktor utamanya adalah adanya kendala penjualan produk tertentu pada kuartal akhir 2024.
Di sisi lain, ponsel 5G semakin terjangkau dan mulai menarik minat konsumen. Pangsa pasar ponsel 5G di Indonesia meningkat dari 17,1% menjadi 25,8% sepanjang tahun 2024, didorong oleh peluncuran model-model baru dengan harga yang lebih kompetitif.