Gaza kembali menjadi sorotan dunia setelah Hamas mengumumkan penerimaan proposal baru gencatan senjata dari Israel, menyusul hampir sebulan agresi militer Israel di wilayah tersebut. Hamas mengindikasikan akan memberikan jawaban dalam 48 jam mendatang.
Isi Proposal Gencatan Senjata
Proposal yang difasilitasi oleh pejabat Mesir di Kairo ini menawarkan gencatan senjata selama 45 hari. Sebagai imbalan atas pembebasan 10 sandera yang masih hidup, Israel siap melepaskan 1.231 tahanan Palestina yang mendekam di penjara Israel. Selain itu, bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Gaza, yang telah mengalami blokade sejak 2 Maret.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu konflik di Gaza, kelompok tersebut telah menyandera 251 orang. Saat ini, 58 sandera masih ditahan, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah meninggal dunia.
Gencatan senjata sebelumnya, yang dimulai pada 19 Januari, berhasil membebaskan 33 sandera dengan imbalan sekitar 1.800 tahanan Palestina, namun kesepakatan itu gagal setelah dua bulan. Proposal terbaru juga mengatur pembebasan sandera secara pribadi, berbeda dengan upacara publik sebelumnya yang menuai kritik dari Israel.
Skema Pembebasan Sandera
Proposal Israel menetapkan jadwal pembebasan sandera. Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas diharapkan membebaskan sandera Israel-Amerika, Edan Alexander, sebagai "isyarat niat baik." Alexander adalah satu-satunya sandera yang masih hidup dengan kewarganegaraan AS.
Di hari kedua, Hamas akan menukar lima sandera lainnya dengan 66 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel, serta 611 warga Gaza yang ditahan selama konflik ini.
Pembicaraan pasca-perang diharapkan dimulai pada hari ketiga, membahas isu-isu seperti pelucutan senjata Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya. Hamas tetap bersikeras bahwa mempertahankan persenjataan adalah garis merah.
Pada minggu kedua gencatan senjata, Hamas direncanakan akan membebaskan empat sandera lagi dengan imbalan 54 tahanan Palestina dan 500 tahanan Gaza lainnya. Selain itu, media Israel melaporkan bahwa proposal ini juga mewajibkan Hamas untuk membebaskan jenazah 16 sandera pada hari ke-20 gencatan senjata.
Respon Hamas
Anggota biro politik Hamas, Suhail al-Hindi, mengungkapkan bahwa para negosiator yang berkunjung ke Kairo telah menerima usulan tersebut. Seorang pejabat lainnya menyatakan, Hamas kemungkinan akan memberikan tanggapan dalam 48 jam, setelah berkonsultasi dengan pimpinan dan faksi-faksi perlawanan untuk menyatukan posisi.
“Hamas sangat ingin mengakhiri agresi dan perang, tetapi kami akan meminta jaminan dari Mesir, Qatar, dan mediator AS bahwa Israel akan menegakkan bagian mereka,” tambah al-Hindi. Ia juga menegaskan bahwa Hamas tidak mempermasalahkan jumlah tahanan dan siap untuk membebaskan mereka semua, baik secara sekaligus maupun bertahap.
Tanggapan Israel
Hingga kini, Israel belum memberikan komentar resmi terkait proposal gencatan senjata terbaru. Namun, kelompok kampanye Tikva Forum of Hostages’ Families, yang mewakili keluarga sandera, menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengonfirmasi negaranya berusaha untuk membebaskan 10 sandera yang masih hidup. Netanyahu dilaporkan telah berbicara dengan ibu dari sandera Avinatan Or dan mengonfirmasi Edan Alexander termasuk dalam daftar pertukaran.