Pembunuhan Balita Rafa di Singkawang: Pelaku Sempat Memasukkan Korban ke Karung dan Membuangnya ke Semak-Semak

Singkawang – Kasus pembunuhan tragis balita bernama Rafa (1 tahun 11 bulan) di Singkawang, Kalimantan Barat, mengungkap fakta-fakta yang sangat mengejutkan. Uray Abadi, pelaku pembunuhan, ternyata sempat memasukkan korban ke dalam karung dan membuangnya ke semak-semak sebelum akhirnya ditemukan meninggal di sebuah masjid.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian, Uray membawa Rafa berkeliling menggunakan sepeda motor setelah menculik korban dari dekat rumah pengasuhnya, Riska. Saat itu, Rafa masih hidup dan dimasukkan ke dalam karung.

"Korban dimasukkan ke karung lalu sempat dilempar ke semak-semak," ungkap pihak kepolisian.

Rafa dilaporkan hilang pada 10 Juni 2025, sekitar pukul 11.45 hingga 12.00 WIB. Pelaku membekap Rafa dan membawanya ke rumahnya yang tidak jauh dari tempat tinggal Riska. Sesampainya di rumah pelaku, Rafa yang masih bernapas dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan di keranjang sepeda. Uray kemudian membawa karung berisi Rafa ke kompleks pemakaman di sekitar Jalan Veteran.

"Karung tersebut sempat diletakkan pelaku di teras masjid dekat pemakaman. Namun malam harinya, karung itu diambil lagi dan dibawa berputar-putar menggunakan sepeda," lanjut pihak kepolisian.

Karena kebingungan, pelaku akhirnya membuang karung berisi korban ke semak-semak di dekat Jalan Man Model. Pelaku mengakui bahwa saat dibuang, kondisi korban sudah tidak bernyawa. Uray sempat kembali ke lokasi untuk memastikan kondisi korban sebelum akhirnya membawanya ke depan pintu samping Masjid Husnul Khotimah.

Rafa adalah anak ketiga dari pasangan Rasiwan dan Hazni Fatziah. Korban ditemukan meninggal dunia oleh warga yang hendak salat subuh di Masjid Husnul Khotimah pada Jumat (13/6).

Uray Abadi berhasil ditangkap di Kawasan Pasar Hongkong, Jalan Budi Utomo. Pelaku mengaku melakukan perbuatan kejinya karena sakit hati terhadap pengasuh korban.

"Dari pengakuan pelaku, ada ucapan dari pengasuh yang menyinggung perasaannya," jelas pihak kepolisian.

Pelaku merencanakan sesuatu yang buruk terhadap Riska. Ia beranggapan bahwa jika Rafa celaka, maka Riska yang akan disalahkan oleh orang tua korban.

Pihak kepolisian memastikan bahwa pengasuh maupun keluarga korban tidak terlibat dalam kejadian ini. Meskipun demikian, penyidik masih terus mendalami keterangan pelaku.

"Dari hasil pemeriksaan sementara dan pengecekan barang bukti, kami pastikan dia adalah pelaku tunggal. Tidak ada keterlibatan pihak lain," tegasnya.

Scroll to Top