Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah kian memanas. Angkatan Udara Israel mengklaim telah menembak jatuh beberapa drone yang ditembakkan dari Yaman pada Sabtu (14/6). Serangan drone ini menyusul serangan Israel terhadap Iran sehari sebelumnya, yang menargetkan fasilitas nuklir dan sejumlah pejabat tinggi Iran.
Menurut laporan, drone tersebut diduga diluncurkan oleh kelompok milisi Houthi. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Houthi terkait serangan ini.
Serangan Israel sebelumnya menyasar sejumlah target vital di Iran, termasuk fasilitas nuklir, program persenjataan rudal balistik, dan bahkan menewaskan ilmuwan nuklir Iran. Beberapa pejabat penting Iran seperti Kepala IRGC Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri, dan penasihat pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Shamkhani, juga dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah akan membalas serangan Israel. Sebagai tanggapan, Iran meluncurkan ratusan drone ke Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat. Tak berhenti di situ, Iran kini meluncurkan ratusan rudal balistik yang menargetkan puluhan titik di Israel, termasuk situs militer dan pangkalan udara.
Iran dikenal memiliki proksi di Timur Tengah, termasuk Hamas Palestina, Houthi Yaman, Hizbullah Lebanon, dan milisi di Irak. Kelompok-kelompok ini, yang tergabung dalam Poros Perlawanan, seringkali menerima bantuan dari Iran dalam konflik melawan Israel.
Sejak agresi Israel ke Palestina pada Oktober 2023, Iran dituduh memasok persenjataan kepada proksi-proksinya. Meskipun demikian, sejauh ini proksi Iran belum menunjukkan keterlibatan langsung dalam membantu Iran dalam konflik terkini.
Seorang pejabat Hizbullah menyatakan bahwa mereka tidak akan melancarkan serangan sepihak terhadap Israel sebagai respons atas serangan Israel ke Iran, mengindikasikan bahwa mereka menunggu instruksi lebih lanjut dari Iran. Meskipun tidak menyerang, Hizbullah telah mengutuk keras serangan Israel terhadap Iran.
