Sifilis, penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, menjadi perhatian serius di Indonesia dengan ribuan kasus tercatat. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan luka terbuka saat hubungan seksual, termasuk vaginal, anal, dan oral. Penularan juga dapat terjadi dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius pada bayi seperti berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, hingga kematian.
Penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan rutin, termasuk skrining infeksi menular seksual (IMS) sejak awal kehamilan. Sifilis dapat diobati dengan antibiotik, terutama jika terdeteksi dini. Namun, jika diabaikan, infeksi ini dapat berkembang ke tahap laten dan tersier, yang berisiko merusak organ dalam seperti jantung, otak, dan sistem saraf.
Gejala Sifilis Berdasarkan Tahapan
Gejala sifilis seringkali tidak disadari karena muncul secara bertahap. Berikut adalah gejala sifilis berdasarkan tahapannya:
1. Tahap Primer
Gejala awal sifilis biasanya berupa luka kecil (chancre) yang tidak terasa sakit di area masuknya bakteri, seperti sekitar alat kelamin, anus, atau mulut. Luka ini dapat sembuh sendiri dalam 3 hingga 6 minggu. Banyak orang tidak menyadari keberadaan luka ini karena letaknya yang tersembunyi.
2. Tahap Sekunder
Beberapa minggu setelah luka pertama sembuh, ruam dapat muncul di bagian tubuh, terutama di telapak tangan dan kaki. Ruam ini biasanya tidak gatal, tetapi bisa disertai luka seperti kutil di area mulut atau organ intim. Gejala lain yang mungkin muncul pada tahap ini meliputi:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Rambut rontok
- Penurunan berat badan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
Gejala-gejala ini seringkali disalahartikan sebagai infeksi virus ringan atau kelelahan biasa, padahal merupakan tanda penting yang tidak boleh diabaikan. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk tes IMS, untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.