Timnas Italia menunjuk Gennaro Gattuso sebagai pelatih kepala. Penunjukan ini memunculkan tanda tanya, mengingat rekam jejak sang legenda AC Milan.
Gattuso menjadi pelatih ke-23 yang akan menukangi Gli Azzurri, orang ke-15 dalam 50 tahun terakhir.
Tugas berat menanti pria berusia 47 tahun ini. Ia akan memimpin Italia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Sebagai kekuatan sepak bola dunia, harapan besar ada di pundak Gattuso untuk membawa Italia kembali ke pentas dunia.
Italia absen dalam dua edisi Piala Dunia terakhir. Absennya mereka membuat perhelatan sepak bola terakbar tersebut terasa kurang lengkap.
Performa Italia memang tidak stabil. Setelah absen di Piala Dunia 2018 dan 2022, mereka justru berhasil meraih gelar juara Euro 2020 (2021).
Sejak menjuarai Piala Dunia 2006, Italia belum pernah melaju lebih jauh dari fase grup di Piala Dunia 2010 dan 2014. Setelah juara Euro 2020, langkah mereka terhenti di babak 16 besar oleh Swiss.
Di tengah ekspektasi yang tinggi, FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) memilih Gattuso. Catatan kepelatihan pria yang dijuluki ‘Si Badak’ itu pun kembali diperbincangkan.
Selama karirnya sebagai pelatih, Gattuso tidak pernah menangani sebuah tim lebih dari dua musim. Masa baktinya terlama adalah saat melatih Napoli selama 1,5 tahun.
Satu-satunya gelar yang pernah diraih Gattuso sebagai pelatih adalah Coppa Italia 2019/2020 bersama Napoli. Total, ia telah menangani sembilan tim berbeda.
Sempat menganggur selama setahun usai meninggalkan Napoli, ia direkrut Valencia pada Juni 2022, namun hanya bertahan hingga Januari 2023.
Klub terakhir yang dilatih Gattuso adalah tim Liga Kroasia, Hajduk Split, sejak musim panas 2024. Di bawah asuhannya, Hajduk Split hampir meraih gelar juara kasta tertinggi sepak bola Kroasia.
Gattuso membawa Hajduk Split finis di peringkat ketiga klasemen akhir, hanya terpaut dua poin dari Rijeka yang menjadi juara.