Kasus Demam Berdarah di Indonesia Melonjak, Vaksinasi Jadi Kunci Pencegahan

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan sepanjang tahun 2025. Data terbaru mencatat lebih dari 56 ribu kasus tersebar di berbagai wilayah, dengan ratusan kematian dilaporkan. Lonjakan ini menjadi perhatian serius mengingat beban penyakit dengue yang tinggi di Indonesia dari tahun ke tahun.

Seorang dokter spesialis anak menekankan pentingnya pencegahan DBD, terutama bagi kelompok usia rentan. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada kelompok usia produktif, dengan angka kematian tertinggi pada anak-anak. Peningkatan kasus DBD bukan hanya masalah nasional, tetapi juga menjadi isu serius di kawasan Asia. Bahkan, Indonesia disebut sebagai negara dengan beban kasus DBD tertinggi di Asia.

Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan pencegahan komprehensif sangat diperlukan, termasuk melalui vaksinasi. Vaksin dengue kini telah tersedia dan dapat diakses oleh masyarakat. Vaksinasi dianggap sebagai langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Namun, perlindungan optimal hanya bisa diperoleh bila vaksinasi dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat mengingatkan bahwa dengue bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng. Virus dengue memiliki empat serotipe, sehingga seseorang dapat terinfeksi lebih dari sekali, dan infeksi kedua justru berpotensi lebih parah.

Strategi nasional penanggulangan dengue (Stranas Dengue) menekankan pada pengendalian vektor melalui gerakan 3M Plus dan program 1 Rumah 1 Jumantik (1R1J). Di samping itu, penguatan sistem imun melalui vaksinasi juga menjadi salah satu intervensi penting. Target global "Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030" adalah cita-cita bersama yang diadopsi Indonesia. Untuk mencapainya, diperlukan upaya pengendalian yang konsisten dan serius.

Scroll to Top