Senator AS Salahkan Netanyahu atas Eskalasi Iran-Israel, Sebut Sabotase Negosiasi Nuklir

Senator Amerika Serikat, Bernie Sanders, melontarkan kecaman tajam terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas meningkatnya tensi antara Israel dan Iran. Sanders menuding Netanyahu sebagai biang keladi yang menggagalkan perundingan nuklir antara AS dan Iran.

Menurut Sanders, Netanyahu sengaja memicu konflik dengan menyerang Iran, bahkan menuduh sang perdana menteri membunuh Ali Shamkhani, seorang negosiator nuklir utama Iran, dengan tujuan menghancurkan prospek perundingan damai.

"Netanyahu memulai perang ini dengan menyerang Iran," tegas Sanders melalui akun X miliknya.

Sanders tidak hanya berhenti di situ. Ia bahkan menyebut Netanyahu sebagai "penjahat perang" yang didakwa oleh Pengadilan Internasional atas penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan serangan terhadap warga sipil di Gaza.

"Serangan sepihak dan ilegal oleh Netanyahu terhadap Iran merupakan pelanggaran terbaru terhadap hukum internasional. Di bawah pemerintahan ekstremisnya, Israel semakin menjadi negara jahat dan negara buangan," lanjut Sanders.

Serangan Israel ke Iran, yang diklaim bertujuan "mencegah" pembuatan bom nuklir, telah memicu saling serang antara kedua negara. Israel menuduh Iran melanggar komitmen Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), yang dianggap sebagai keadaan darurat.

Sanders memperingatkan agar Amerika Serikat tidak terseret ke dalam konflik yang dipicu oleh Netanyahu dan Israel.

"AS tidak boleh terseret ke dalam perang ilegal Netanyahu lainnya – baik secara militer maupun finansial," tegasnya.

Konflik yang memanas ini telah menyebabkan ratusan korban jiwa dan ribuan lainnya luka-luka di kedua belah pihak.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mendesak Iran dan Israel untuk segera kembali berunding "sebelum terlambat," seraya menekankan bahwa Iran tidak memenangkan perang ini.

Sementara itu, Netanyahu menyatakan bahwa serangan Israel bertujuan menggagalkan ancaman "eksistensial" yang ditimbulkan oleh program nuklir dan rudal Iran.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB melaporkan bahwa "tidak ada indikasi serangan fisik" pada fasilitas pengayaan uranium Natanz Iran, meskipun komponen utama di atas tanah dari situs tersebut telah hancur. Kepala IAEA, Rafael Grossi, memperingatkan bahwa "keselamatan nuklir sedang dikompromikan" oleh konflik tersebut.

Scroll to Top