Analis Sebut Israel Salah Perhitungan, Remehkan Kekuatan Iran

Jakarta – Analis kebijakan luar negeri dari Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, berpendapat bahwa Israel menghadapi konsekuensi akibat meremehkan kekuatan Iran. Hal ini terbukti dari serangan balasan Iran yang berkelanjutan, bahkan setelah Israel menyerang fasilitas nuklir dan menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer Iran.

Israel tampaknya salah menilai kemampuan Iran untuk memulihkan diri setelah serangan yang menargetkan petinggi militer, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata Militer Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami, serta sejumlah tokoh intelijen dan ilmuwan nuklir. Serangan juga menyasar fasilitas nuklir utama Iran di Natanz.

Parsi mengatakan, pemerintah Benjamin Netanyahu terlalu percaya diri bahwa mereka telah melumpuhkan komando dan kendali Iran. Namun, kepercayaan diri ini sirna dengan cepat ketika Iran melancarkan serangan balasan bertubi-tubi.

"Rudal-rudal Iran berhasil menembus seluruh lapisan sistem pertahanan udara Israel," kata Parsi.

Media Israel, Haaretz, melaporkan bahwa rudal Iran berhasil menghantam Distrik Kirya di Tel Aviv, yang merupakan markas Pasukan Pertahanan Israel dan Kementerian Pertahanan. Serangan berlanjut pada Senin dini hari, kembali menghantam Tel Aviv. Serangkaian insiden ini menimbulkan keraguan tentang efektivitas sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.

Scroll to Top