Dunia teknologi dikejutkan dengan langkah terbaru dari Trump Organization yang merambah bisnis telekomunikasi. Perusahaan milik mantan Presiden AS, Donald Trump, ini baru saja meluncurkan layanan seluler bernama Trump Mobile, lengkap dengan smartphone seharga US$499 atau sekitar Rp8,1 jutaan.
Langkah ini muncul tak lama setelah Trump mendesak Apple untuk memindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat, mengancam dengan tarif 25% bagi iPhone yang diimpor jika tidak diproduksi di dalam negeri. Trump Mobile diklaim sepenuhnya dibuat di AS, mulai dari pusat panggilan hingga perakitan smartphone.
Para analis melihat peluncuran ini sebagai sinyal kuat kepada Apple, menciptakan tekanan harga yang signifikan. Brian Mulberry, seorang manajer portofolio, berpendapat bahwa Trump Mobile memiliki potensi besar di pasar smartphone, terutama mengingat harga perangkat dari Apple dan Samsung yang semakin mahal. Ponsel baru ini menawarkan fungsionalitas serupa dengan harga yang lebih terjangkau.
Nama Trump di belakang smartphone ini diprediksi akan menarik perhatian. Namun, pasar juga sudah siap dengan persaingan yang ketat. Persaingan ini dinilai positif bagi konsumen dan pasar secara keseluruhan, mendorong inovasi dan efisiensi.
Sementara itu, David Wagner, seorang kepala ekuitas, memiliki pandangan yang berbeda. Ia meragukan dampak signifikan dari kehadiran Trump Mobile. Menurutnya, penyedia layanan seluler sudah memiliki jaringan yang kuat. Kunci keberhasilan Trump Mobile terletak pada kemampuannya untuk menyediakan jaringan yang konsisten dan dapat diandalkan. Skala operasional yang besar menjadi krusial, dan Wagner menanti pembuktian dari Trump Mobile dalam hal konsistensi jaringan.