Zaskia Adya Mecca dan Rombongan Alami Pengawasan Ketat di Kairo, Tujuan ke Gaza Terhambat

Perjalanan Zaskia Adya Mecca, Indadari, Wanda Hamidah, Ratna Galih, dan enam WNI lainnya menuju Ismalilia untuk bergabung dalam Global March to Gaza menemui banyak rintangan. Kehadiran mereka di Kairo, Mesir, diawasi dengan ketat.

Zaskia menceritakan bahwa bus dan hotel tempat mereka menginap kerap diperiksa oleh polisi dan intel. Bahkan, ponsel dan media sosial para turis tak luput dari pemeriksaan.

Sempat berpindah ke hotel bintang lima dengan harapan mendapat privasi lebih, nyatanya pengawasan tetap berlanjut. "Mereka tetap terang-terangan mengikuti kami," ungkap Zaskia melalui akun Instagramnya.

Merasa tidak nyaman, Zaskia dan rombongan mencoba bersikap layaknya turis biasa. Mereka bahkan menyusuri Sungai Nil dengan perahu, sambil tetap waspada terhadap pengawasan yang ada.

"Karena kami playing tourist, jadi harus terlihat piknik sambil memastikan apakah para intel masih mengawasi kami," jelasnya. Zaskia juga merasakan kepasrahan dan keyakinan ibunda Nabi Musa saat menghanyutkan bayinya di sungai tersebut.

Global March to Gaza merupakan aksi jalan kaki sejauh kurang lebih 50 kilometer dari Kairo menuju Gerbang Rafah. Ribuan orang dari berbagai negara dijadwalkan berkumpul di sana pada 15 Juni 2025 untuk menyerukan dibukanya akses kemanusiaan ke Gaza.

Zaskia mengungkapkan bahwa pergerakan timnya dari Kairo menuju Ismailia sangat dibatasi. Situasi yang tidak kondusif membuat turis yang datang dalam rombongan besar (lebih dari lima orang) akan mendapat pengawasan selama satu minggu.

"Intinya mereka menahan semua pergerakan dari Kairo menuju Ismailia," tulis Zaskia. Meski merasa sedih dengan kondisi ini, Zaskia tetap bersemangat dan berharap bisa mewujudkan tujuan mereka untuk membela Palestina. "Sedih pastinya, tapi tidak patah semangat karena perjuangan justru baru dimulai."

Scroll to Top