Israel Siaga Serang Iran Jika Perundingan Nuklir Gagal, AS Kirim Pasokan Senjata Besar-besaran

TEL AVIV – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat seiring dengan persiapan militer Israel untuk menghadapi kemungkinan terburuk terkait program nuklir Iran. Israel dilaporkan tengah bersiap menyerang Iran jika perundingan nuklir antara Teheran dan Washington menemui jalan buntu.

Sebagai bagian dari persiapan tersebut, Israel menerima pasokan persenjataan canggih dalam jumlah besar dari Amerika Serikat. Laporan dari media Israel mengungkapkan bahwa Angkatan Udara Israel telah menerima bom penghancur bunker, serta amunisi berat dan sedang dengan berat antara 1 hingga 1,5 ton.

Senjata-senjata tersebut tiba melalui jalur laut dan udara, dengan puluhan pesawat kargo AS, termasuk pesawat Hercules, mendarat di Pangkalan Udara Nevatim di Negev dan di Bandara Ben Gurion. Pengiriman ini mencakup peralatan JDAM yang mampu mengubah bom biasa menjadi amunisi presisi. Sebagian besar pengiriman senjata baru-baru ini berasal dari persediaan militer AS di Eropa dan wilayah lain.

Sumber di industri senjata Israel mengungkapkan bahwa Kementerian Pertahanan telah memesan senjata tersebut untuk mengisi kembali persediaan darurat Angkatan Udara. Pengiriman tersebut juga mencakup berbagai jenis bom, rudal, sistem suar defensif tambahan untuk melindungi pesawat dari rudal pencari panas, dan baterai THAAD (Terminal High Altitude Area Defence) tambahan. Sistem THAAD dilaporkan baru saja digunakan minggu lalu untuk mencegat rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman.

Meskipun militer Israel belum memberikan pernyataan resmi tentang transfer senjata AS ini, laporan mengindikasikan bahwa peningkatan ini tidak hanya ditujukan untuk perang di Gaza, tetapi juga sebagai persiapan menghadapi skenario di mana diplomasi dengan Iran gagal dan konfrontasi militer tak terhindarkan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengkritik pernyataan "bertentangan" dan "tidak konstruktif" dari Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, terkait perundingan nuklir. Araghchi menegaskan bahwa Iran terbuka untuk membangun kepercayaan dalam masalah internasional, tetapi tidak akan berkompromi atas hak kedaulatannya untuk pengayaan nuklir.

Teheran dan Washington baru-baru ini mengadakan putaran pertama perundingan "tidak langsung" sejak pergantian pemerintahan di AS. Pertemuan tersebut dimediasi oleh Oman, dan putaran berikutnya dijadwalkan akan berlangsung segera.

Scroll to Top