Konflik antara Iran dan Israel semakin memanas, dan China menuduh mantan Presiden AS Donald Trump memperkeruh suasana dengan komentarnya yang provokatif. Beijing menilai pernyataan Trump, yang menyarankan warga Teheran untuk "segera mengungsi", justru memperburuk situasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa tindakan yang memicu api, menambah bahan bakar ke dalam konflik, memberikan ancaman, dan meningkatkan tekanan hanya akan memperparah dan meluasnya konflik, bukan meredakannya.
Sementara itu, ada indikasi bahwa AS mempertimbangkan untuk mengirim utusan Timur Tengah atau Wakil Presiden untuk berdialog dengan pejabat Iran. Menurut laporan, langkah ini tergantung pada perkembangan situasi selanjutnya. Trump juga menegaskan keinginannya untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran secara permanen, dengan harapan Teheran akan menyerah sepenuhnya pada senjata nuklir.
Trump memperkirakan serangan Israel terhadap Iran tidak akan melambat. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan puncak Kelompok Tujuh (G7), menunjukkan kekhawatiran internasional terhadap potensi eskalasi konflik.
Kehadiran militer AS di Timur Tengah terus diperkuat. Dua kelompok penyerang kapal induk, USS Carl Vinson yang berada di Laut Arab, dan USS Nimitz yang sedang dikerahkan dari Laut China Selatan, menunjukkan komitmen AS di kawasan tersebut. Selain itu, terdapat kapal perusak yang mampu menargetkan rudal di udara dan puluhan kapal tanker pengisian bahan bakar yang ditempatkan di Eropa. Situasi ini mengindikasikan potensi konflik yang lebih besar dan kompleks di Timur Tengah.