Kenali Anemia Defisiensi Besi pada Bayi: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah kondisi kekurangan kadar hemoglobin dalam darah bayi, yang penting untuk tumbuh kembang optimal. Kondisi ini disebabkan oleh produksi sel darah merah yang kurang memadai.

Penyebab Anemia pada Bayi:

Ada beberapa faktor yang memicu anemia pada bayi, di antaranya:

  • Kurangnya cadangan zat besi: Terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), kelahiran kembar, ibu yang mengalami ADB saat hamil, atau adanya pendarahan pada janin.
  • Asupan zat besi yang tidak mencukupi: Bayi tidak mendapatkan makanan tambahan yang kaya zat besi (Fe-Heme) atau makanan yang dikonsumsi kurang kandungan zat besinya.
  • Pertumbuhan cepat dan infeksi berulang: Proses pertumbuhan yang pesat dan infeksi akut yang sering terjadi dapat memicu anemia.
  • Masalah kesehatan: Enteritis (peradangan usus), malnutrisi, dan sindrom malabsorbsi juga dapat menyebabkan anemia.

Ciri-ciri Anemia pada Bayi:

Bayi yang mengalami ADB menunjukkan gejala klinis seperti:

  • Mudah rewel dan lesu.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Sakit kepala.
  • Tidak aktif saat bergerak.
  • Nafsu makan menurun.
  • Tampak pucat pada kelopak mata bagian dalam, selaput mata, telapak tangan, kaki, atau bibir.
  • Lidah terlihat mulus.
  • Kuku menjadi lentik (tidak normal).

Dampak Anemia pada Bayi:

Anemia pada bayi tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan:

  • Gangguan perkembangan motorik.
  • Penurunan kemampuan kognitif.
  • Gangguan perilaku.
  • Masalah pendengaran dan penglihatan.
  • Gangguan mielinisasi.
  • Menurunkan kemampuan dan prestasi di masa depan, yang berakibat pada produktivitas dan kualitas sumber daya manusia.

Upaya Penanganan dan Pencegahan Anemia:

  • Pemberian Suplemen Besi: Rekomendasi pemberian suplemen besi pada semua anak, terutama usia balita 0-5 tahun (prioritas usia 0-2 tahun).
  • Pemberian ASI Eksklusif: Berikan ASI selama mungkin sejak bayi lahir.
  • Pemberian PASI yang Diperkaya Zat Besi: Jika menggunakan susu formula, pilih yang sudah difortifikasi dengan zat besi.
  • Makanan Fortifikasi: Berikan makanan padat yang kaya zat besi.
  • Hindari Kenaikan Berat Badan Berlebihan: Pertahankan pertumbuhan berat badan bayi yang sehat.
  • Makanan Pendukung Absorpsi Zat Besi: Berikan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi seperti buah-buahan, ikan, dan hati.
  • Penyuluhan Makanan Kaya Zat Besi: Edukasi orang tua mengenai pentingnya makanan yang mengandung zat besi.
  • Skrining Anemia: Lakukan skrining laboratorium universal untuk menangani ADB pada usia sekitar 1 tahun pada anak yang sehat.
Scroll to Top