Artis Indonesia Terjebak di Kairo Saat Berusaha Ikut Aksi Global March to Gaza

Sejumlah artis Indonesia, termasuk Zaskia Adya Mecca, Ratna Galih, Indadari, dan Wanda Hamidah, bersama beberapa WNI lainnya, mengalami kendala di Kairo, Mesir, saat hendak berpartisipasi dalam Global March to Gaza. Kini, mereka telah kembali ke tanah air.

Rombongan ini bertolak dari Indonesia pada Kamis, 12 Juni 2025, dengan tujuan bergabung bersama aktivis dari berbagai negara dalam aksi Global March to Gaza. Aksi ini direncanakan berupa jalan kaki sejauh kurang lebih 50 kilometer dari Kairo menuju Gerbang Rafah, dengan melibatkan ribuan orang dari sekitar 50 negara. Tujuannya adalah mendesak dibukanya akses misi kemanusiaan ke Gaza.

Zaskia Adya Mecca mengungkapkan bahwa bukan hanya rombongan mereka yang gagal mencapai titik kumpul yang ditentukan. Pengetatan keamanan oleh pihak Mesir menjadi penghalang utama.

"Tidak hanya kami yang gagal ke titik pertemuan, tapi keseluruhan long march pun gak berhasil diadakan. Namun, suara yang terdengar dan antusiasme orang-orang yang merapat sudah membuat kami merasa sukses," tulis Zaskia di Instagram Story. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada perwakilan PPMI Mesir atas penjelasan mengenai situasi di lapangan.

Ratna Galih, yang juga bagian dari rombongan, mengonfirmasi bahwa selama berada di Kairo, mereka merasa terbungkam dan kesulitan menyampaikan dukungan terhadap Gaza. Ia menekankan bahwa keberangkatannya telah melalui koordinasi resmi dengan berbagai pihak, termasuk KBRI, Kemenag, dan Kemenlu. Surat pemberitahuan telah dikirimkan dan komunikasi terus terjalin selama di Mesir.

Meskipun Global March to Gaza tidak dapat terlaksana sesuai rencana, Ratna Galih meyakini bahwa hal ini membuktikan masih banyak pihak yang peduli. "Terlepas segala ikhtiar kami, iktiar penyelenggara pusat, Global March belum bisa terealisasikan. Namun, cukup menjadi bukti bahwa dunia peduli," ujarnya.

Indadari menambahkan hikmah dari pengalaman ini, khususnya sebagai orang tua. Ia berharap anak-anak mereka dapat belajar untuk tidak tinggal diam ketika melihat ketidakadilan. "Melalui apa yang kami lakukan ini, kami ingin anak-anak kami melihat dan belajar untuk tidak tinggal diam ketika melihat ketidakadilan, kezaliman," tulisnya.

Indadari menekankan bahwa perjuangan bukan hanya tentang keberhasilan, tetapi juga tentang niat dan usaha yang dilakukan tanpa berpangku tangan. Ia menganggap ini sebagai langkah awal untuk melanjutkan perjuangan membela kebenaran.

Scroll to Top