Sifilis, penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, menunjukkan peningkatan kasus yang mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan bahwa puluhan ribu orang di Indonesia terinfeksi penyakit ini. Bahkan, organisasi kesehatan dunia mencatat jutaan kasus baru secara global.
Apa Itu Sifilis?
Sifilis menyebar melalui kontak langsung dengan luka atau ruam yang disebabkan oleh bakteri. Penularan umumnya terjadi melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral. Bakteri dapat masuk ke tubuh melalui selaput lendir atau kulit yang terluka.
Tahapan Sifilis dan Gejalanya:
Penyakit ini berkembang melalui beberapa tahap, masing-masing dengan gejala yang berbeda:
- Sifilis Primer: Muncul luka tunggal yang tidak sakit (chancre) di tempat infeksi.
- Sifilis Sekunder: Ditandai dengan ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan rambut rontok.
- Sifilis Laten: Infeksi ada di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala selama bertahun-tahun.
- Sifilis Tersier: Tahap lanjut yang menyebabkan kerusakan organ vital seperti jantung, otak, dan pembuluh darah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Infeksi dapat memengaruhi sistem saraf (neurosifilis), mata (sifilis okular), dan telinga (otosifilis) pada setiap tahap.
Siapa yang Berisiko Terkena Sifilis?
Siapa pun yang aktif secara seksual berpotensi tertular sifilis. Beberapa faktor risiko meliputi:
- Hubungan seks tanpa kondom.
- Berganti-ganti pasangan seksual.
- Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
- Menderita HIV.
- Pernah berhubungan seks dengan orang yang positif sifilis.
- Positif infeksi menular seksual lainnya.
Sifilis tidak menular melalui kontak biasa seperti menggunakan toilet, gagang pintu, atau kolam renang.
Cara Penularan Selain Hubungan Seksual:
Meskipun umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, sifilis juga dapat menular melalui transfusi darah dan transplantasi organ. Kasus penularan di tempat kerja melalui cedera bedah sangat jarang terjadi.
Sifilis Kongenital: Ancaman Bagi Bayi
Ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan infeksi kepada janin, menyebabkan sifilis kongenital. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian bayi, kelahiran prematur, keguguran, dan berat badan lahir rendah. Bayi yang terinfeksi mungkin mengalami kelainan tulang, anemia, pembesaran hati dan limpa, masalah penglihatan dan pendengaran, serta masalah kesehatan lainnya.
Pentingnya Pemeriksaan dan Pengobatan:
Pemeriksaan penyakit menular seksual selama kehamilan sangat penting untuk mencegah sifilis kongenital. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius dan melindungi kesehatan ibu dan bayi.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan 26 minggu untuk hasil terbaik.