Harga emas global menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah terkoreksi lebih dari 1% pada sesi sebelumnya. Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel memicu permintaan terhadap aset safe haven, mendorong harga emas kembali menguat. Namun, penguatan dolar AS berpotensi menahan laju kenaikan harga emas.
Pada perdagangan hari Selasa (17/6/2025), harga emas spot naik tipis 0,16% menjadi US$3.388,37 per troy ons, sebuah angin segar setelah penurunan tajam sebelumnya. Tren positif berlanjut pada hari Rabu (18/6/2025), dengan kenaikan sebesar 0,04% ke level US$3.389,62 per troy ons hingga pukul 06.26 WIB.
Eskalasi konflik antara Iran dan Israel terus menjadi faktor utama yang mendongkrak harga emas. Di sisi lain, apresiasi indeks dolar AS menjadi penghalang bagi harga emas untuk melambung lebih tinggi. Pada hari Selasa, indeks dolar AS melonjak 0,84% ke level 98,82 setelah mengalami penurunan pada perdagangan sebelumnya. Dolar yang perkasa membuat emas, yang dihargai dalam mata uang tersebut, menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Analis menekankan bahwa ketidakpastian geopolitik, khususnya potensi peningkatan intensitas konflik Israel-Iran, akan terus menopang permintaan safe haven di pasar.
Selain itu, pasar juga menantikan pengumuman kebijakan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed), termasuk konferensi pers dari Ketua Jerome Powell. Secara luas, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%-4,50%, yang telah berlaku sejak bulan Desember. Pasar akan mencermati sinyal-sinyal terkait potensi pemangkasan suku bunga di masa depan. Jika The Fed memberikan indikasi pemangkasan, harga emas berpotensi mengalami lonjakan yang signifikan.
Suku bunga yang rendah dan ketidakpastian geopolitik secara historis cenderung meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi yang aman.
Sebuah survei terbaru dari World Gold Council menunjukkan bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia memperkirakan porsi kepemilikan emas dalam cadangan mereka akan meningkat dalam lima tahun mendatang. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang berkelanjutan terhadap emas sebagai aset yang berharga dan stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global.