Setelah menghilang selama lebih dari enam dekade, nokdiak moncong panjang Sir David, mamalia bertelur yang hidup sejak zaman dinosaurus, akhirnya tertangkap kamera di Pegunungan Cyclops, Papua. Penemuan kembali ini merupakan hasil kolaborasi antara ilmuwan dan masyarakat adat yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keberadaan spesies langka ini.
Bukti Visual Pertama yang Menakjubkan
Rekaman kamera jebak ini menjadi bukti visual pertama yang mengonfirmasi kelangsungan hidup nokdiak moncong panjang Sir David. Spesies ini, juga dikenal sebagai ekidna, landak semut, atau babi duri, merupakan salah satu dari hanya lima spesies mamalia bertelur yang masih ada di dunia. Nokdiak termasuk dalam kelompok monotremata, mamalia purba yang telah ada sejak 200 juta tahun lalu, bersamaan dengan kemunculan dinosaurus.
Kearifan Lokal dan Teknologi: Kombinasi Ampuh
Penemuan kembali nokdiak ini berkat survei kamera jebak yang dilakukan oleh tim peneliti bersama masyarakat lokal. Penempatan kamera didasarkan pada pengetahuan lokal yang akurat mengenai lokasi pergerakan nokdiak dan jejak-jejaknya. Hasilnya sangat menggembirakan: ratusan foto dan video merekam aktivitas nokdiak, termasuk saat mencari makan dan melakukan perkawinan.
Peran Penting Masyarakat Adat
Masyarakat adat di sekitar Pegunungan Cyclops telah lama mengenal nokdiak, yang mereka sebut "Payangko". Pengetahuan mereka tentang perilaku dan habitat nokdiak sangat penting dalam upaya penemuan kembali ini. Selain itu, praktik pengelolaan sumber daya alam berbasis nilai-nilai adat juga berperan dalam melindungi habitat nokdiak.
Taksonomi dan Upaya Konservasi
Identifikasi spesies dilakukan dengan cermat berdasarkan ciri-ciri morfologi, terutama jumlah cakar di kaki depan. Namun, kajian taksonomi yang lebih komprehensif masih diperlukan untuk memperjelas status spesies ini. Kejelasan taksonomi penting untuk menyusun strategi konservasi yang lebih tepat sasaran.
Sebaran Masa Lalu dan Masa Depan yang Tidak Pasti
Bukti subfosil menunjukkan bahwa nokdiak moncong panjang Sir David dulunya memiliki sebaran geografis yang lebih luas. Namun, saat ini, Pegunungan Cyclops menjadi satu-satunya wilayah yang dikonfirmasi sebagai habitat spesies ini. Masa depan nokdiak ini masih misterius, dengan tantangan seperti kurangnya data populasi yang akurat dan ancaman terhadap habitat.
Langkah Konkret untuk Konservasi
Diperlukan langkah-langkah konkret yang mencakup penelitian lanjutan, penguatan perlindungan kawasan, serta pelibatan aktif masyarakat adat dan publik luas. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat memastikan kelangsungan hidup spesies purba yang menakjubkan ini.