Nostalgia dan Detoks Digital: Mengapa Generasi Z Kembali Berburu Blackberry?

Ponsel Blackberry, yang mencapai puncak popularitasnya di awal tahun 2000-an, kini kembali menjadi incaran kaum muda, terutama Generasi Z. Fenomena ini semakin ramai di media sosial TikTok, dengan tagar #blackberry yang telah digunakan lebih dari seratus ribu kali.

Generasi Z memburu Blackberry bekas dari platform e-commerce, atau menemukan ponsel lama milik orang tua mereka untuk dimodifikasi. Daya tarik utama terletak pada keyboard fisik yang khas dan suara deritnya yang unik.

Salah satu alasan utama adalah harga yang lebih terjangkau dibandingkan iPhone. Di tengah harga iPhone baru yang mencapai puluhan juta rupiah, Blackberry menawarkan alternatif yang lebih ekonomis.

Namun, alasan yang lebih mendalam adalah gerakan anti-smartphone yang semakin berkembang. Generasi muda ingin melepaskan diri dari ketergantungan pada dunia digital dan lebih sadar dalam mengonsumsi konten.

"Smartphone bukan lagi sumber kebahagiaan," ungkap seorang pengamat teknologi. "Dulu menyenangkan, tetapi sekarang orang kecanduan, sehingga mereka ingin kembali ke masa-masa sederhana dengan menggunakan perangkat yang lebih sederhana."

Meskipun tumbuh besar di era digital, Generasi Z menyadari bahwa mereka terlalu kecanduan ponsel. Studi menunjukkan bahwa hampir setengah dari remaja saat ini selalu online. Beberapa bahkan merasakan getaran palsu dari notifikasi dan secara refleks membuka ponsel mereka.

Dengan mengganti smartphone dengan Blackberry, mereka berharap dapat menikmati hidup yang lebih sederhana dan terhubung dengan dunia nyata.

Ponsel Blackberry bukan hanya lebih murah, tetapi juga mendorong mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas bersama keluarga dan teman, menjelajahi hobi lain, dan menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang lebih sehat.

Namun, perlu diingat bahwa sistem operasi Blackberry telah dihentikan sejak 4 Januari 2022. Ini berarti Blackberry tidak lagi menyediakan layanan utama untuk ponsel mereka.

Meskipun demikian, daya tarik nostalgia dan keinginan untuk melakukan detoks digital tetap kuat, mendorong Generasi Z untuk kembali ke era Blackberry.

Scroll to Top