Kanselir Jerman, Friedrich Merz, menuai kontroversi dengan pujiannya terhadap operasi militer Israel di Iran. Dalam serangkaian wawancara di sela-sela pertemuan puncak G7 di Kanada, ia menyatakan bahwa tindakan Israel tersebut merupakan "pekerjaan kotor" yang menguntungkan negara-negara Barat.
Merz berpendapat bahwa rezim di Iran bertanggung jawab atas "kematian dan kehancuran di dunia". Ia juga menyampaikan "rasa hormat yang sebesar-besarnya" kepada militer dan pemimpin Israel atas keberanian mereka melakukan serangan tersebut. Merz meyakini serangan ini telah melemahkan rezim Iran secara signifikan dan menggoyahkan masa depan negara itu.
Jerman, sebagai bagian dari kelompok P5+1 yang merundingkan JCPOA (kesepakatan nuklir Iran) pada tahun 2015, tetap menyatakan kesiapannya untuk mendukung negosiasi baru guna mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Israel sendiri mengklaim bahwa serangannya dilakukan karena Iran berada di ambang kepemilikan senjata nuklir, tuduhan yang berulang kali dibantah Teheran. Iran menegaskan bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai.
Ketegangan antara kedua negara meningkat dengan saling serang rudal. Iran melaporkan ratusan kematian akibat permusuhan ini, sementara Israel mencatat puluhan korban jiwa.
Para pemimpin G7 dalam pernyataan bersama menyebut Iran sebagai "sumber utama ketidakstabilan dan teror regional" dan menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
Presiden AS Donald Trump, yang mempersingkat kehadirannya di KTT G7, menuntut "penyerahan tanpa syarat" dari Iran. Washington juga meminta Teheran untuk menghentikan semua pengayaan uranium, yang dianggap "tidak realistis" oleh pejabat Iran.
Iran saat ini memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian yang jauh melampaui batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015. Kesepakatan tersebut telah dibatalkan setelah AS menarik diri secara sepihak di bawah kepemimpinan Trump.
Rusia telah mengutuk serangan udara Israel dan menyerukan deeskalasi. Presiden Vladimir Putin dan Trump telah membahas kemungkinan menghidupkan kembali negosiasi mengenai program nuklir Iran.