Dua Biang Kerok yang Menjerumuskan BUMN ke Jurang Kegagalan

Wakil Menteri BUMN mengungkapkan dua penyebab utama yang kerap menjadi batu sandungan bagi BUMN hingga berujung pada kegagalan operasional. Akar masalah ini, menurutnya, hampir sama untuk semua BUMN yang mengalami nasib serupa.

Pertama, pengelolaan manajemen yang buruk menjadi dalang utama. Praktik korupsi, rekayasa, dan investasi berlebihan yang dilakukan oleh oknum pengurus perusahaan menjadi penyebab utama.

Kedua, rekayasa keuangan yang masif demi menampilkan performa yang seolah-olah baik, padahal kenyataannya jauh dari itu. Laba yang digelembungkan dan penundaan biaya demi mengejar keuntungan semu, yang berujung pada pemberian tantiem, justru menjadi bumerang yang menghancurkan perusahaan.

Selain itu, kegagalan BUMN di masa lalu juga disebabkan oleh ketiadaan visi jangka panjang dan lemahnya pengawasan operasional.

Belajar dari pengalaman pahit tersebut, evaluasi ketat akan terus dilakukan terhadap BUMN. Evaluasi ini mencakup analisis pasar, daya saing, relevansi produk dan layanan, struktur keuangan, serta kapabilitas manajemen.

CEO BUMN akan mempresentasikan rencana bisnis dan peta jalan perusahaan kepada pihak terkait. Harapannya, langkah ini mampu menjadikan industri BUMN kompetitif dan berkelanjutan di masa depan.

Scroll to Top