Menjadi James Bond bukan sekadar tampil necis dengan tuksedo dan memancarkan pesona agen rahasia. Ini tentang mewarisi karakter ikonis yang sudah melegenda selama puluhan tahun. Tak heran, pemilihan aktor untuk peran James Bond selalu jadi sorotan. Banyak nama besar ikut audisi, tapi tak semuanya berhasil. Salah satunya, Julian McMahon.
Pemeran serial Nip/Tuck ini sempat berkesempatan menjajal peran 007. Penampilannya memadukan karisma elegan dengan aura misterius yang kuat. McMahon mampu menunjukkan kompleksitas karakter, seolah siap menghadirkan James Bond dengan kedalaman emosional dan sisi gelap. Suksesnya di serial TV membuatnya dipandang sebagai kandidat potensial, apalagi saat karakter Bond mulai diarahkan ke ranah psikologis yang lebih rumit.
Dalam audisinya, McMahon dinilai piawai melontarkan dialog khas Bond, seperti kalimat ikonik "Bond, James Bond". Kehadirannya di layar juga tegas dan meyakinkan. Meski begitu, tim produksi akhirnya memutuskan untuk memilih aktor asal Inggris, mempertimbangkan kesesuaian budaya dan tradisi yang melekat pada citra James Bond.
Keputusan ini menegaskan bahwa tim produksi lebih mengutamakan keterikatan budaya dan estetika ikonis Bond, daripada mengeksplorasi interpretasi baru karakter tersebut. Sementara itu, McMahon terus berkarya sukses di berbagai proyek film dan TV. Kegagalan ini menjadi salah satu momen "seandainya saja" dalam sejarah franchise 007.
