Trump Pertimbangkan Keterlibatan AS dalam Serangan Israel ke Iran

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan AS dalam serangan yang dilancarkan Israel terhadap Iran. Trump mengungkapkan bahwa kesabarannya terhadap Iran telah mencapai batasnya.

Saat menghadiri pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menegaskan bahwa kesabarannya terhadap Iran "sudah habis" dan kembali menyerukan agar Iran "menyerah tanpa syarat."

"Saya mungkin akan melakukannya, mungkin juga tidak. Tidak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan," ujar Trump kepada wartawan, ketika ditanya apakah ia telah memutuskan untuk melancarkan serangan udara AS.

Trump juga menyatakan bahwa Iran menghadapi banyak masalah dan ingin melakukan perundingan. Ia mengklaim bahwa Iran telah mengusulkan untuk mengirim pejabat ke Gedung Putih guna membahas program nuklir Teheran, dengan tujuan mengakhiri serangan udara Israel. Namun, Trump menambahkan bahwa tawaran tersebut "sudah sangat terlambat."

"Saya katakan, sudah sangat terlambat untuk berbicara. Kita mungkin akan bertemu. Ada perbedaan besar antara sekarang dan seminggu yang lalu, bukan? Perbedaan besar," imbuhnya.

"Mereka menyarankan untuk datang ke Gedung Putih. Itu tindakan yang berani, tetapi sepertinya tidak mudah bagi mereka untuk melakukannya."

Ketika ditanya apakah negosiasi sudah terlambat, Trump menjawab, "Tidak ada yang terlambat."

Trump lebih memilih jalur diplomatik untuk mengakhiri program nuklir Iran, dengan mengupayakan kesepakatan yang menggantikan program yang ia batalkan pada masa jabatan pertamanya tahun 2018.

Namun, sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran enam hari lalu, Trump telah memberikan dukungan kepada sekutu utamanya itu dan kini mempertimbangkan untuk menggunakan kekuatan militer AS terhadap Iran.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah menyerah dan memperingatkan Amerika Serikat tentang "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki" jika negara itu melakukan intervensi.

Scroll to Top