Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran melancarkan serangan udara balasan ke Israel pada Rabu (18/6), tak lama usai Tel Aviv membombardir wilayah Iran.
Televisi pemerintah Iran mengabarkan bahwa serangan balasan ini dilakukan sebagai respons atas gempuran Israel sebelumnya. Rudal hipersonik Fattah diklaim berhasil melumpuhkan sistem pertahanan Israel.
Di Israel, militer mengonfirmasi adanya serangan balasan dari Iran. Sirene meraung-raung di berbagai wilayah Israel tengah, termasuk ibu kota Tel Aviv, sebagai peringatan bahaya bagi warga.
Otoritas Israel memerintahkan warga sipil untuk segera mencari perlindungan di bunker dan tetap di sana hingga pemberitahuan lebih lanjut. Terdapat 78 sirene yang berbunyi di berbagai daerah, termasuk Tel Aviv, Gelilot, Yarkon, dan Sharon.
Sejumlah laporan menyebutkan adanya korban luka akibat serangan balasan Iran. Namun, Israel mengklaim bahwa seluruh rudal Iran berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara mereka, dengan luka-luka yang disebabkan oleh serpihan rudal yang ditembak jatuh.
Israel pun tak tinggal diam dan kembali melancarkan serangan udara ke Iran. Tel Aviv mengklaim berhasil menargetkan 40 situs penting Iran, termasuk markas intelijen Teheran.
Di tengah tekanan dan ancaman dari Amerika Serikat, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa negaranya tidak akan menyerah. Bahkan, Khamenei memperingatkan bahwa Iran akan membalas dengan serangan yang lebih besar jika AS berani menyerang langsung Teheran.