NASA sedang bersiap untuk terobosan besar dalam pengukuran gravitasi dengan meluncurkan sensor kuantum perdananya. Inisiatif inovatif ini dikembangkan di Jet Propulsion Laboratory (JPL) dengan kolaborasi erat bersama berbagai lembaga akademis dan perusahaan swasta.
Proyek ambisius ini mendapatkan dukungan penuh dari Kantor Teknologi Sains Bumi (ESTO), menegaskan komitmen NASA terhadap inovasi teknologi. Kehadiran sensor kuantum ini akan menjadi yang pertama dalam jenisnya, membuka era baru pengamatan gravitasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai penjuru dunia.
Hason Hyon, Kepala Teknolog Ilmu Bumi di JPL, menjelaskan bahwa teknologi ini dikenal sebagai Quantum Gravity Gradiometer Pathfinder (QGGPf). Meskipun konsep teknologinya sudah ada, belum ada yang berhasil mewujudkannya menjadi instrumen fisik yang siap diterbangkan.
"Belum ada yang berani menerbangkan instrumen semacam ini," ungkap Ben Stray, seorang peneliti di JPL. "Penerbangan uji coba ini penting untuk memahami performa alat ini secara riil. Langkah ini akan memajukan teknologi gradiometer gravitasi kuantum, dan teknologi kuantum secara lebih luas."
Sensor ini direncanakan akan mengudara pada akhir dekade ini. Misi utamanya adalah memanipulasi interaksi antara cahaya dan materi pada skala atom. NASA akan memanfaatkan gradiometer yang memiliki sensitivitas sepuluh kali lipat dibandingkan sensor konvensional.
Tujuan lain dari misi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang Bumi. Data yang diperoleh dapat memberikan wawasan baru mengenai kondisi planet kita dan, jika memungkinkan, diterapkan untuk memahami planet-planet lain yang jauh di tata surya.