Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meremehkan pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menolak tunduk pada Israel dan Amerika Serikat di tengah ketegangan yang meningkat antara Teheran dan Tel Aviv.
Menanggapi pertanyaan tentang pernyataan Khamenei, Trump mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat akan mengambil tindakan karena kesabaran terhadap Iran semakin menipis, terutama dengan konflik yang semakin intensif bersama Israel memasuki hari kelima.
"Saya katakan, semoga berhasil," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih. "Kesabaran kami sudah habis, jadi kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan," tambahnya.
Trump juga memberikan sinyal ambigu mengenai kemungkinan keterlibatan Amerika Serikat dalam membantu Israel menyerang Iran. "Saya mungkin akan melakukannya, atau mungkin tidak, tidak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan," katanya. "Yang pasti, Iran akan menghadapi banyak masalah, tetapi mereka juga bersedia bernegosiasi," lanjutnya.
Komentar Trump ini muncul setelah Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak peduli dengan ultimatum Amerika Serikat yang menuntut penyerahan tanpa syarat. "Katakan pada Amerika, Iran bukanlah bangsa yang akan menyerah, dan intervensi militer apa pun dari mereka pasti akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki," tegas Khamenei.
Pernyataan ini merupakan komentar publik kedua Khamenei setelah serangan gencar Israel sejak 13 Juni. Khamenei menambahkan bahwa "Mereka yang bijaksana dan akrab dengan Iran, rakyatnya, dan sejarahnya tidak akan pernah berbicara kepada negara ini dalam bahasa ancaman."
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menyerang Iran habis-habisan jika Teheran berani menyerang militer Amerika Serikat, terutama yang berada di Timur Tengah.
Pernyataan Trump tentang pidato Khamenei ini juga terjadi saat Israel kembali melancarkan serangan udara ke Iran. Israel mengklaim berhasil menargetkan 40 lokasi penting Iran dalam serangan terbaru ini, termasuk markas intelijen Teheran.
"Jet tempur Angkatan Udara Israel baru saja menghancurkan markas besar keamanan internal rezim Iran, lengan utama penindasan diktator Iran," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sambil menegaskan bahwa Israel akan terus menargetkan simbol-simbol kekuasaan Iran dan menyerang rezim Ayatollah di mana pun mereka berada.