Virus Human Papillomavirus (HPV) kembali menjadi sorotan, terutama karena kaitannya dengan kanker serviks. Lebih dari 200 jenis virus HPV diketahui dapat memicu berbagai penyakit, dan vaksinasi HPV masih menjadi kunci utama pencegahan.
Pakar mikrobiologi klinis menekankan bahwa HPV, yang pertama kali dikenali pada tahun 80-an, memiliki korelasi erat dengan kanker serviks. Tingginya prevalensi kanker serviks menjadi alasan pengembangan dan implementasi vaksin HPV di Indonesia.
Di banyak kasus, HPV menjadi pemicu utama kanker serviks, mencapai angka hingga 70%. Angka ini bahkan bisa mendekati 100% tergantung pada sistem kekebalan tubuh dan faktor risiko individu. Virus HPV menular melalui kontak langsung dengan area genital, bukan melalui cairan tubuh seperti HIV, melainkan melalui kontak kulit ke kulit. Oleh karena itu, individu yang aktif secara seksual, terutama di usia 20-an ke atas, memiliki risiko lebih tinggi.
Tidak semua jenis HPV menyebabkan kanker serviks. Beberapa hanya menimbulkan gejala ringan seperti kutil yang dapat hilang dengan sendirinya. Gejala dan masa inkubasi HPV sangat bergantung pada sistem imun tubuh. Seringkali, pasien tidak merasakan gejala apapun, namun pemantauan perkembangan virus tetap penting untuk mencegah perkembangan menjadi kanker serviks.
Pemerintah Indonesia terus mendorong vaksinasi HPV, terutama pada remaja putri, karena efektivitas vaksin lebih tinggi jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual. Saat ini, tengah diinisiasi pengembangan vaksin untuk pasien yang sudah terinfeksi HPV, dengan tujuan menurunkan risiko kanker serviks. Sayangnya, vaksin jenis ini belum tersedia.
Karena HPV seringkali tidak menunjukkan gejala langsung, penting untuk melakukan vaksinasi dan pemeriksaan berkala. Bagi individu yang aktif secara seksual, disarankan untuk menggunakan pengaman saat berhubungan intim dan menghindari berganti-ganti pasangan. Perokok aktif juga perlu waspada, karena HPV dapat meningkatkan risiko kanker di saluran pernapasan, meskipun jarang terjadi.
Namun, tidak perlu panik. Upaya pencegahan, penanganan, vaksinasi, dan terapi sudah tersedia. Jika terdeteksi infeksi HPV, segera lakukan pemeriksaan untuk memantau perkembangan virus secara berkala. Selain itu, penting untuk menjaga sistem imunitas tubuh dengan pola hidup sehat dan aktivitas fisik yang cukup.