Kanker Usus Buntu Meningkat pada Generasi Muda: Apa yang Perlu Anda Ketahui?

Kanker usus buntu, dulu dianggap penyakit langka yang menyerang orang dewasa di atas 40 tahun, kini menunjukkan tren mengkhawatirkan. Studi terbaru mengungkapkan peningkatan kasus, terutama pada mereka yang lahir setelah tahun 1970-an. Meskipun tergolong jarang, insiden kanker usus buntu pada dewasa muda (20-40 tahun) melonjak hingga empat kali lipat dibandingkan generasi yang lahir pada tahun 1940-an.

Pakar kesehatan menduga fenomena ini mencerminkan tren kenaikan kasus kanker secara umum pada populasi dewasa muda. Kanker kolorektal, testis, payudara, ovarium, dan pankreas adalah beberapa jenis kanker yang mengalami peningkatan pada rentang usia ini. Peningkatan kasus ini bukan hanya fenomena lokal, melainkan terjadi di berbagai negara di dunia. Studi lain menunjukan bahwa kanker kolorektal stadium awal meningkat secara global.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan risiko kanker seiring bertambahnya usia generasi muda, yang dapat menghambat kemajuan signifikan dalam pengobatan kanker yang telah dicapai selama beberapa dekade terakhir.

Mengapa Semakin Banyak Dewasa Muda Terkena Kanker?

Sayangnya, jawaban pasti mengenai penyebab peningkatan ini masih menjadi misteri bagi para peneliti. Meskipun faktor-faktor risiko kanker seperti merokok, obesitas, dan pola makan sudah dikenal, bagaimana faktor-faktor ini secara langsung menyebabkan kanker, terutama pada usia muda, belum sepenuhnya dipahami.

Faktor genetik juga dikesampingkan sebagai penyebab utama, karena tidak dapat menjelaskan peningkatan kasus yang terjadi pada kelompok usia tertentu. Dugaan terkuat saat ini adalah bahwa generasi yang lahir pada tahun 1990-an terpapar bahan kimia dan faktor lingkungan yang tidak ada pada generasi sebelumnya.

Penelitian menunjukan mikroplastik dan senyawa kimia sintetis di lingkungan berpotensi meningkatkan risiko kanker. Perubahan mikrobioma usus, yang mungkin disebabkan oleh perubahan pola makan atau peningkatan penggunaan antibiotik, juga dikaitkan dengan peningkatan kanker dini.

Pola makan ala Barat, yang ditandai dengan tingginya konsumsi makanan olahan dan gula, serta rendahnya konsumsi buah, sayuran, dan serat, juga diduga berperan. Namun, penelitian sejauh ini hanya menunjukkan hubungan korelatif, bukan hubungan sebab-akibat yang pasti.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Kanker?

Meskipun penyebab pasti peningkatan kanker pada dewasa muda belum diketahui, fokus pada pencegahan dan deteksi dini tetap menjadi langkah terbaik. Para ahli menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengurangi faktor risiko kanker.

Menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan buah, sayuran, dan biji-bijian, serta tetap aktif secara fisik adalah langkah-langkah penting yang dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker.

Selain itu, langkah-langkah lain yang dapat diambil meliputi:

  • Pola makan seimbang, terutama dari bahan makanan segar dan bukan olahan.
  • Menikmati sinar matahari dengan perlindungan.
  • Mengurangi konsumsi alkohol dan rokok.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Vaksinasi HPV.
Scroll to Top