Korea Utara Geram, Pengerahan Pembom AS B-1B Dinilai Gertakan Sembrono

Pyongyang mengecam keras pengerahan pesawat pembom strategis B-1B Amerika Serikat dalam latihan militer gabungan bersama Korea Selatan baru-baru ini. Korea Utara menganggap tindakan tersebut sebagai "gertakan sembrono" dan eskalasi provokatif di Semenanjung Korea.

Kementerian Pertahanan Korea Utara menyatakan bahwa pengerahan aset strategis AS, termasuk kapal selam nuklir dan kapal induk, telah menjadi praktik militer rutin, bukan lagi sekadar respons darurat. Hal ini dipandang sebagai ancaman konstan terhadap keamanan regional.

Korea Utara bersumpah akan merespons dengan "kekuatan yang kuat" untuk menggagalkan niat agresif AS dalam mengganggu stabilitas keamanan regional secara permanen.

Latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang menampilkan jet tempur dan pesawat pembom B-1B, telah lama dikecam oleh Korea Utara sebagai latihan invasi ke Pyongyang, meskipun Seoul bersikeras bahwa latihan tersebut bersifat defensif.

Seorang analis geopolitik berpendapat bahwa Korea Utara menggunakan latihan militer gabungan sebagai alasan untuk membenarkan pengembangan senjata nuklirnya yang berkelanjutan di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.

Pyongyang kemungkinan akan terus memperkuat kemampuan pertahanan dirinya, mengembangkan strategi nuklir asimetris, pre-emptif, dan penggunaan awal, mengingat ketidakpastian dalam hubungan Korea Utara-AS.

Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, tampaknya mengadopsi pendekatan "taktik menunda secara tidak langsung" dalam negosiasi dengan AS, menunggu hingga isu Korea Utara menjadi prioritas utama dalam agenda politik dan ekonomi Presiden Trump. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk mengamankan posisi yang lebih kuat dalam negosiasi di masa depan.

Scroll to Top