Jakarta – Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia (Danantara) tengah menjalankan rencana ambisius untuk merampingkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak perusahaannya secara signifikan. Dari total 888 perusahaan, Danantara menargetkan hanya akan menyisakan sekitar 200 perusahaan.
Langkah awal dari transformasi ini difokuskan pada sektor logistik dan asuransi, dua bidang yang dinilai terlalu fragmentasi dan kurang kompetitif.
Menurut Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, saat ini terdapat 18 BUMN yang beroperasi di sektor logistik. Namun, seluruhnya memiliki skala bisnis yang relatif kecil, sehingga belum mampu bersaing secara efektif di pasar.
Sebagai solusi, Danantara akan menggabungkan seluruh entitas logistik tersebut menjadi satu perusahaan besar. Konsolidasi ini diharapkan menciptakan entitas yang lebih kompetitif, memiliki skala yang memadai, dan mampu memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Danantara.
"Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita tadi, yang tadinya tadi logistiknya ada 18, nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, yang mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara," kata Dony.
Sektor asuransi juga menjadi sasaran konsolidasi. Saat ini, terdapat 16 BUMN yang bergerak di bidang asuransi. Dony menilai bahwa skala bisnis perusahaan-perusahaan asuransi BUMN tersebut terlalu kecil untuk bersaing dengan perusahaan swasta yang lebih besar.
Untuk mengatasi masalah ini, Danantara akan memangkas jumlah BUMN asuransi menjadi tiga entitas besar yang masing-masing akan fokus pada asuransi jiwa, asuransi umum, dan asuransi kredit.
"Insurance kita nanti mungkin menjadi tiga, ada life insurance, general insurance, credit insurance. Tidak ada lagi yang tetapi size-nya cukup kompetitif," jelas Dony.
Rencana konsolidasi ini merupakan bagian dari strategi besar Danantara untuk menyederhanakan struktur kepemilikan BUMN dan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan pelat merah.
"Kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh kuat. Dulu tidak bisa kita lakukan ini, karena tidak ada interkorelasinya. Hari ini kami bisa melakukan itu karena kami pemiliknya secara perusahaan," kata Dony.